LINGKAR KEDIRI - Vladimir Yermakov kepala badan non-proliferasi Kementerian Luar Negeri Rusia, menyatakan bahwa Moskow yakin risiko perang nuklir harus diminimalkan.
Dia juga mengatakan bahwa setiap konflik bersenjata antara kekuatan nuklir harus dicegah dan bahwa negara-negara ini harus mengikuti logika yang diuraikan dalam dokumen resmi tentang pencegahan perang nuklir.
“Rusia dengan tegas menganut pemahaman ini,” kata Yermakov.
Baca Juga: Pemboman oleh Tentara Ukraina di Donetsk Menyebabkan Dua Warga Sipil Tewas dan Lima Orang Terluka
Selain itu, Yermakov juga menyatakan bahwa dialog antara Moskow dan Washington tentang stabilitas strategis dibekukan. Menurut pejabat itu, saluran dialog ini dapat dilanjutkan setelah Rusia menyelesaikan "operasi militer khusus" di Ukraina.
Pernyataan Yermakov itu muncul hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan Barat untuk tidak meremehkan ancaman perang nuklir terkait konflik di Ukraina.
“Bahayanya serius, itu nyata. Kita tidak boleh meremehkannya,” kata kepala Kementerian Luar Negeri Rusia.
Hanya beberapa hari setelah melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan nuklir negara itu untuk siap siaga.