Konflik di Ukraina Memanas, Kyiv Terang-terangan Menuduh Moksow Melakukan Deportasi Paksa kepada Anak-anak

- 19 Mei 2022, 19:45 WIB
Volodymyr Zelensky terlihat dengan istrinya Olena untuk pertama kalinya sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, saat pasangan itu menghadiri pemakaman presiden pertama negara itu di Kyiv kemarin.
Volodymyr Zelensky terlihat dengan istrinya Olena untuk pertama kalinya sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, saat pasangan itu menghadiri pemakaman presiden pertama negara itu di Kyiv kemarin. /Dailymail/Reuters

LINGKAR KEDIRI – Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih terus berlanjut dan semakin memanas.

Operasi militer dan invasi yang dimulai oleh Rusia telah membuat banyak kerusakan di wilayah-wilayah Ukraina.

Bahkan banyak fasilitas penting di Ukraina yang dilaporkan mengalami kerusakan yang sangat parah.

Baca Juga: Media Vietnam ‘Mengungkapkan Kelememahan’ U23 Thailand Jelang Semifinal SEA Games 2022 Lawan U23 Indonesia

Bahkan korban jiwa terus berjatuhkan akibat invasi yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina ini.

Walau demikian, hal tersebut belum membuat Preisden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyerah.

Justru dia saat ini semakin memperkuat pasukannya untuk melawan pasukan Rusia yang terus menerus memasuki wilayah Ukraina.

Dalam perang ini, Ukraina juga mendapatkan banyak bantuan senjata dari Barat untuk melawan Rusia.

Senjata yang dikirim oleh Barat ini memiliki peran yang besar bagi Ukraina sebagai upaya untuk mengusir tentara Rusia.

Baca Juga: Inilah Nasib Pejuang Ukraina di Mariupol yang Menyerah Pada Rusia Saat Ini

Tak kunjung mendapatkan kemenangan dalam perang di Ukraina, belum lama ini Kyiv terang-terangan menuduh Rusia melakukan deportasi paksa terhadap 210.000 anak lebih.

Dilansir dari Reuters, pada hari Jumat pihak dari Ukraina mengatakan, bahwa Rusia telah secara paksa mendeportasi lebih dari 210.000 anak sejak invasi pada 24 Februari.

Tak hanya itu saja, bahkan Ukraina juga mengatakan bahwa Moskow ingin menjadikan mereka warga negara Rusia.

Ombudswoman hak asasi manusia Lyudmyla Denisova mengatakan anak-anak itu termasuk di antara 1,2 juta warga Ukraina yang menurut Kyiv telah dideportasi di luar kehendak mereka.

Walau demikian, laporan dari Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi angka yang diberikan oleh Denisova atas tuduhannya, lantaran dia tidak memberikan bukti pendukung.

Baca Juga: Mengejutkan, Presiden Finlandia Minta Secepatnya Mendaftar ke NATO, Kremlin: ‘Ancaman’ Baru Bagi Rusia

Selain itu, laporan dari Reuters juga mengatakan bahwa Kremlin tidak segera memberikan tanggapan mengenai tuduhan dari Denisova yang mengatakan Rusia telah melakukan deportasi terhadap sejumlah besar anak-anak dan warga negara Ukraina lainnya.

“Ketika anak-anak kita dibawa keluar, mereka menghancurkan identitas nasional, merampas masa depan negara kita,” kata Denisova di televisi nasional.

“Mereka mengajari anak-anak kita di sana, dalam bahasa Rusia, sejarah yang (Presiden Rusia Vladimir) Putin telah ceritakan kepada semua orang,” tambahnya.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Haniv Avivu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x