Kabar Buruk, Putin Berniat Melemahkan Ukraina, Mantan Sekjen NATO: Harus Mengirim Semua Senjata ke Kyiv

- 15 Juni 2022, 16:00 WIB
Seorang warga sipil berjalan melewati gedung-gedung yang dihancurkan oleh tembakan Rusia, di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Borodyanka, di wilayah Kyiv, Ukraina, 5 April 2022.
Seorang warga sipil berjalan melewati gedung-gedung yang dihancurkan oleh tembakan Rusia, di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Borodyanka, di wilayah Kyiv, Ukraina, 5 April 2022. /Zohra Bensemra/Reuters

LINGKAR KEDIRI – Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina hingga saat ini masih belum berakhir.

Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya bahwa Rusia telah memuli menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.

Yang mana, perang di Ukraina ini telah memasuki bulan keempat namun pasukan Rusia belum menunjukkan tanda-tanda menyerah dalam invasinnya.

Baca Juga: Pertempuran di Ukraina Memuncak, Rusia Malah Kecam Keras Serangan Israel di Bandara Damaskus, Ada Apa?

Bahkan, hingga saat ini juga belum ada informasi lebih lanjut terkait perkembangan negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri permusuhan.

Seperti diketahui bahwa dalam menghadapi invasi dari Rusia, Ukraina telah mendapatkan banyak bantuan berupa pasokan banyak senjata dari Barat.

Bahkan keberadaan senjata yang dikirim oleh Barat berperan besar dalam membantu Ukraina untuk mengagalkan kemajuan Rusia di wilayah itu.

Sementara itu, belum lama ini Mantan sekretaris jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen mengatakan bahwa Barat harus mengirim semua senjata ke Kyiv.

Baca Juga: Penderita Diabetes Sering Konsumsi Makanan Ini, Bantu Kadar Gula Darah Cepat Stabil

Anders Fogh Rasmussen mengatakan bahwa aliansi militer memiliki tugas untuk membantu Ukraina dengan fasilitas untuk berperang serta dan untuk menenangkan perang tersebut.

“Itulah mengapa kita harus terus memberikan tekanan maksimum pada Rusia melalui pengiriman semua senjata dan memotong semua pembiayaan Rusia,” kata Anders Fogh Rasmussen, dikutip dari Sky News.

“Saya pikir Uni Eropa (UE) harus menghentikan semua pembiayaan mesin perang Putin,” tambahnya.

Selain itu, Anders Fogh Rasmussen juga menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan langkah pertama yang baik bagi UE untuk melarang sekitar 75% impor minyak Rusia, tetapi itu harus diikuti dengan embargo gas juga, katanya.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 14 Juni 2022, Suasana Berduka, Amar Mahendra Temukan Bukti Kuat?

“Itu akan membuat mesin perang Putin bertekuk lutut,” tuturnya.

Sementara itu, Dia juga memperingatkan resiko terbesar saat ini adalah konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina.

“Saya pikir tujuan Putin mungkin untuk terus membuat tidak stabil dan melemahkan Ukraina melalui konflik yang berkepanjangan,” kata Anders Fogh Rasmussen.

“Saya pikir ini adalah resiko terbesar saat ini dan itulah mengapa kami harus mengirimkan semua senjata yang dibutuhkan Ukraina,” lanjutnya.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Haniv Avivu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah