LINGKAR KEDIRI – Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih berlanjut dan belum menemukan titik akhir untuk berdamai.
Bahkan, perang di Ukraina ini semakin memburuk setelah ada kabar bahwa pasukan Rusia menembakkan rudal dari pembangkit nuklir terbesar di Eropa.
Dilansir dari Zing News, disampaikan oleh Pejabat Ukraina 15 Juli 2022, Rusia menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa Zaporizhzhia sebagai fasilitas penyimpanan senjata, termasuk sistem rudal.
Menurut ketua badan nuklir Ukraina Energoatom, situasi di pembangkit nuklir Zaporizhzhia sangat tegang karena hingga 500 tentara Rusia mengendalikan pembangkit tersebut.
Baca Juga: Kasus Subang, Hubungannya dengan Danu Semakin Memanas, Yosef: Tidak Mau Mendekat
“Musuh membawa mesin mereka ke sana, membawa sistem rudal. Kemudian mereka menggunakannya untuk menembak ke sisi lain Sungai Dnipro dan ke wilayah Nikopol,” kata Pedro Kotin dalam wawancara yang disiarkan televisi.
“Mereka mengendalikan cincin di sekitar area ini. Mesin berat dan truk yang membawa senjata dan bahan peledak musuh tetap berada di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia," tambahnya.
"Menekan pihak lain untuk meninggalkan wilayah pabrik tidak cukup," tegasnya, mengacu pada Badan Energi Atom Internasional (IAEA).