Baca Juga: KASUS SUBANG, di Awal Disudutkan, Demi Keadilan Tuti dan Amel, Yosef Menggebu-gebu Ungkap Ini
Setelah 16 bulan pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington, Borrell mengatakan pada 8 Agustus bahwa Uni Eropa telah memberikan tawaran terakhir untuk mengatasi kebuntuan untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.
"Iran membutuhkan jaminan yang lebih kuat dari Washington untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015," kata Menteri Luar Neger.
Di bawah pakta 2015, Iran telah mengekang program nuklirnya dengan imbalan bantuan dari sanksi AS, Uni Eropa dan PBB.
Kemudian Presiden AS Donald Trump mengingkari kesepakatan pada 2018, dengan alasan bahwa itu terlalu murah hati kepada Teheran.
Dia menerapkan kembali sanksi AS terhadap Iran, membuat Teheran melanjutkan kegiatan nuklir yang sebelumnya dilarang dan menghidupkan kembali kekhawatiran AS, Eropa.***