Pelaku Pembunuhan di Gereja Nice Prancis Diduga Dari Tunisia, Macron: Kami Tidak Akan Memberi Tanah

- 30 Oktober 2020, 21:35 WIB
Prancis siaga satu usai teror di Nice.
Prancis siaga satu usai teror di Nice. /Instagram/emmanuelmacron/

Jean Francois Ricard, kepala jaksa anti teroris mengungkapkan bahwa tersangka serangan kamis adalah seorang pria Tunisia yang lahir pada 1999 dan tiba di Eropa pada 20 September di Lampedusa.

Ricard mengatakan pada konferensi Pers di Nice bahwa pria tersebut memasuki kota pada kamis pagi dan pergi ke gereja, dimana dia menikam dan membunuh Sexton berusia 55 tahun, memenggal kepala wanita berusia 60 tahun dan menikam wanita berusia 44 tahun.

Polisi kemudian datang dan menghadapi penyerang yang masih berteriak “Allahu Akbar” dan menembak serta melukainya.

Baca Juga: Lolos Hasil Integrasi CPNS 2019? Siapkan Berkas Berikut untuk Sesi Pemberkasan dan Pengusulan NIP

“Pada penyerangan kami menemukan Al-quran dan dua telepon, pisau 30 cmn dengan ujung tajam 17 cm. Kami juga menemukan tas yang tinggal penyerang. Disamping tas tersebut terdapat dua pisau yang tidak digunakan dalam penyerangan,” tutur Ricard.

Juru bicara pengadilan khusus kontra-militansi Tunisia Mohsen Dali mengatakan kepada Reuters bahwa Aouissaoui tidak terdaftar oleh polisi di sana sebagai tersangka militan.

Dia mengatakan Aouissaoui meninggalkan negara itu pada 14 September dengan perahu, Tunisia telah memulai penyelidikan forensiknya sendiri atas kasus tersebut.

Baca Juga: 20 Ribu Formasi CPNS 2019 Terancam Kosong! Dapat Diisi Peserta Lain dengan Kriteria Berikut

Serangan tersebut, tepat pada maulid Nabi Muhammad, terjadi pada saat kemarahan Muslim yang meningkat atas pembelaan Prancis dalam menerbitkan kartun Nabi Muhammad.***

Halaman:

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x