Donald Trump Pecat Menhan AS, Isunya Pejabat Senior FBI dan CIA Juga Dipecat, Ada Apa? Simak Berikut

- 10 November 2020, 11:37 WIB
Mark Esper dipecat sebagai Menhan AS oleh Donald Trump.
Mark Esper dipecat sebagai Menhan AS oleh Donald Trump. /Twitter/@realDonaldTrump/

LINGKAR KEDIRI - Donald Trump, Presiden Amerika Serikat (AS) mengumumkan pemecatan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Mark Esper.

Tak hanya itu, sebentar lagi Trump juga akan memecat pejabat senior Federal Bureau of Investigation (FBI) dan Badan Intelejen Pusat (CIA).

"Mark Esper telah dihentikan. Saya ingin berterima kasih atas jasanya," ujar Trump melalui akun Twitternya @realDonaldTrump pada Senin, 9 November 2020.

Baca Juga: MV Kill This Love Tembus 1,1 Miliar Views di Youtube, Rekor Kedua BLACKPINK usai MV DDU-DU DDU-DU

Baca Juga: Fakta Pengangkatan Gubernur Pertama Sumut Amin Nasution jadi Pahlawan Nasional, Simak Ulasannya

Sebagai pengganti, Trump lalu menunjuk Direktur Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional, Christopher Miller.

Presiden petahana yang kalah Pemilu dari Biden itu menulis bahwa dia menunjuk Miller, yang dia gambarkan sebagai direktur "Yang Sangat Dihormati" untuk menjadi pejabat sekretaris pertahanan.

Kedepan, Miller akan menjadi pejabat keempat yang memimpin Pentagon di bawah Tuan Trump.

Baca Juga: Heboh! Cerita Menanti Kepulangan Habib Rizieq, Banyak Ibu-ibu Membawa Anaknya Menginap di Bandara

Trump menegaskan, penunjukan tersebut sudah dikonfirmasi oleh Senat AS.

"Dengan senang hati saya mengumumkan bahwa Christopher C. Miller, Direktur Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional yang sangat dihormati (dengan suara bulat dikonfirmasi oleh Senat), akan menjadi Penjabat Menteri Pertahanan, berlaku segera," papar Trump, seperti dikutip dari laman RRI.

Mark Esper dipecat setelah 16 bulan bekerja dan mencoba untuk tunduk secara politis ketika Ia mengejar reformasi mendasar pada birokrasi Pentagon secara besar-besaran.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pfizer 90 Persen Efektif! Segera Produksi Masal, Pakar: Itu Luar Biasa

Selain itu, dia juga berusaha untuk membentuk kembali postur pertahanan AS di seluruh dunia untuk fokus pada ancaman China.

Hubungan Esper yang semakin tegang dengan Trump membuatnya menyiapkan surat pengunduran diri beberapa minggu lalu.

Baca Juga: Waduh! Juventus Akan Lepas Ronaldo Musim Depan, Benarkah? Simak Faktanya

Sejak beberapa bulan lalu, Esper memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan Trump.

Salah satunya saat Esper tidak menghiraukan instruksi Trump untuk menerjunkan militer demi meredam demonstrasi George Floyd. Saat itu, Trump marah besar yang juga sempat diisukan ingin memecat Esper.

Selain itu, dua pejabat Gedung Putih mengatakan pada Senin malam, bahwa Trump belum selesai, selanjutnya pejabat senior Christopher A. Wray dan Gina Haspel selaku Direktur CIA bisa jadi yang akan dipecat.

Baca Juga: Terkait Kepulangan Habib Rizieq, Mahfud MD Sampaikan Pesan Ini Untuk Pihak Kepolisian

Memecat para pejabat senior yang pada dasarnya memenggal birokrasi keamanan nasional AS, tidak akan disejajarkan dengan seorang presiden yang baru saja kalah dalam Pemilu.

Demokrat dan Veteran keamanan nasional mengatakan, bahwa itu adalah langkah yang tidak menentu dalam waktu yang tidak pasti antara pemerintahan, terutama oleh seorang presiden yang telah menjelaskan bahwa dia tidak ingin menyerahkan kekuasaan dan bahwa dia akan menegaskan kembali otoritasnya yang memudar atas badan-badan paling kuat di pemerintah.

"Keputusan Presiden Trump untuk memecat Sekretaris Esper karena alasan tidak hanya kekanak-kanakan, tetapi juga sembrono," kata Perwakilan Adam Smith, Demokrat Washington dan Ketua Komite Legislatif AS, seperti dikutip dari laman The New York Times.

Baca Juga: Prancis Kembali Panas, Bentrokan Mahasiswa dan Pelajar dengan Polisi Tuntut Pemerintah Tutup Sekolah

“Sudah lama jelas bahwa Presiden Trump peduli tentang kesetiaan di atas segalanya, seringkali dengan mengorbankan kompetensi, dan selama periode transisi presiden, kompetensi dalam pemerintahan adalah yang paling penting.” tandasnya.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: The New York Times RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah