Inilah 3 Tingkatan Puasa Menurut Imam Al-Ghazali, Tingkatan Terakhir yang Paling Sulit

- 18 April 2021, 13:26 WIB
Ilustrasi puasa Ramadhan. Inilah 3 Tingkatan Puasa Menurut Imam Al-Ghazali, Tingkatan Terakhir yang Paling Sulit
Ilustrasi puasa Ramadhan. Inilah 3 Tingkatan Puasa Menurut Imam Al-Ghazali, Tingkatan Terakhir yang Paling Sulit /pixabay.com/mohamed_hassan

Biasanya orang yang melakukan puasa ini ialah orang yang sedang menjalani diet. Dia berpuasa hanya bertujuan untuk menurunkan berat badan atau sekedar menjaga kesehatan tubuh agar tetap fit.

Tetapi tidak sedikit juga orang Islam yang berada pada level ini saat menjalani puasa Ramadhan, sebab dia tidak memikirkan pahala, dan hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban puasa Ramadhan saja, maka sungguh merugilah orang-orang yang masuk ke dalam level ini.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah, Buka Puasa, Sahur, Waktu Sholat di Kota Kediri 7 Ramadhan, Minggu 18 April 2021

Baca Juga: Inilah 7 Hikmah Luar Biasa Puasa Ramadhan, Salah Satunya Dapat Meraih Surga Tertinggi

2. Shaumul khushush (puasa khusus)
Yaitu puasa yang dilakukan sebagaimana puasa umum dan ditambah dengan menjaga lisan, telinga, mulut, pandangan dan seluruh anggota tubuh dari perbuatan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar.

Orang yang melakukan puasa level ini, puasanya mendapatkan pahala dari Allah swt, karena selain menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, dia juga menahan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan pahala puasa berkurang, maka beruntunglah orang-orang yang berada pada level ini.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah, Buka Puasa, Sahur, Waktu Sholat di Kota Kediri 7 Ramadhan, Minggu 18 April 2021

Baca Juga: Inilah 7 Hikmah Luar Biasa Puasa Ramadhan, Salah Satunya Dapat Meraih Surga Tertinggi

3. Shaumu khushushil khushush (puasa sangat khusus)
Yaitu puasa yang dilakukan sebagaimana puasa khusus ditambah dengan berpuasa dari keinginan-keinginan buruk, pikiran-pikiran duniawi dan menahan hati dari hal-hal selain Allah secara totalitas.

Level puasa terakhir ini termasuk level puasa yang sangat istimewa, sebab dia benar-benar berpuasa hanya kepada Allah swt, tanpa ada sekecil apapun yang berbau duniawi di dalam hatinya.

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Kitab Ihya’ Ulumuddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x