Penuh Kesimpangsiuran, Kasus Subang Terancam Dihentikan? Begini Kata Anjas

- 24 Januari 2022, 08:30 WIB
Anjas di Thailand lewat kanal YouTubenya menjelaskan jejak digital adalah bukti pembelaan terhadap korban.
Anjas di Thailand lewat kanal YouTubenya menjelaskan jejak digital adalah bukti pembelaan terhadap korban. /YouTube Anjas di Thailand

Seperti diketahui kasus pembunuhan di Subang terjadi pada 18 Agustus 2021 dengan korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, pihak kepolisan sudah lama tidak melakukan pemeriksaan kembali kepada para saksi-saksi.

Dari hal tersebut dikatakan Anjas bahwa ini mengartikan bahwa pohak kepolisan tengah mendalami temuan-temuan yang telah dikumpulkan.

“Ketika sudah tidak ada lagi yang diperiksa, artinya sudah mendekati, lagi dianalisa dengan semua bukti yang menuju ke alat bukti, atau kabar buruknya kalau sudah tidak ada lagi yang diperiksa, maka kasus ini akan menguap begitu saja karena minumnya barang bukti atau hal-hal yang merujuk alat bukti,” ungkap Anjas.

Hal tersebut disampaikan Anjas, lantaran jika pihak kepolisan membutuhkan kesaksian yang lebih lanjut terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang maka pihaknya akan melakukan pemanggilan ualng terhadap saksi-saksi yang dibutuhkan untuk memperkuat alat bukti yang telah ditemukan.

Baca Jga: TERBARU Subang: Wahyu Menghilang, Yoris Tiba-tiba Ambil Alih Jabatan Kepala Sekolah, Alasannya Tak Diduga

Penyidik yang telah tidak melakukan pemanggilan terhadap para saksi, diharapkan oleh Anjas bahwa hal tersebut tidak akan terjadi lagi, dengan begitu dapat diartikan bahwa penyidik tengah mendalami data-data yang sudah dikumpulkan.

Dan berhati-hati serta mendetail dalam menganalisa data-data tersebut dengan menggunakan ilmu pegetahuan.

Disebutkan oleh Anjas bahwa dalam kasus pembunuhan Subang banyak kesimpangsiuran sehingga untuk menjawab apakah itu framing atau bukan yaitu dengan menggunakan ilmu pengetahuan, seperti data IT, data DNA, data dari sidik jari, serta data-data temuan lainnya.

“Karena di tengah kasus ini yang penuh kesimpangsiuran, ketidakpastian, ilmu pengetahuan adalah salah satu caranya untuk memilah mana yang framing, mana yang tidak frmaing atau kejujuran,” kata Anjas.

Halaman:

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Desk Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x