Meskipun Sembuh Korban Covid-19 Potensi Alami Kerusakan Otak, Pakar Ungkap Karena Infeksi Serius

10 Juli 2021, 14:09 WIB
Ilustrasi - Pasien atau korban covid-19 /Unsplash.com/engin akyurt

 

LINGKAR KEDIRI - Penelitian mengejutkan datang dari laporan penemuan beberapa ilmuwan.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa korban covid-19 memiliki potensi kehilangan jaringan otak.

lebih lanjut, laporan itu mengungkapkan meskipun seseorang tersebut usai sembuh dari covid-19.

Penelitian tersebut melibatkan 782 sukarelawan, membandingkan pemindaian otak individu sebelum pandemi.

Untuk analogi antara pemindaian otak pra-pandemi dan pasca-pandemi.

Baca Juga: Denny Darko Ungkap Siapa yang Akan Menjadi Calon Presiden RI 2024, Menjurus Ke Sosok yang Selama Ini Ditunggu

Para peneliti kemudian mengundang 394 penyintas COVID-19 untuk kembali untuk pemindaian lanjutan, serta 388 sukarelawan sehat.

Di antara peserta yang pulih dari covid-19, para peneliti melihat efek signifikan virus pada materi otak manusia, dengan hilangnya materi abu-abu di daerah otak.

Perlu dicatat bahwa penelitian ini belum menjalani peer review yang ketat.

Para penulis menulis mengatkan temuanya dengan demikian secara konsisten berhubungan dengan hilangnya materi abu-abu di area kortikal limbik yang secara langsung terkait dengan sistem penciuman dan pengecapan utama, atau area di otak yang terkait dengan persepsi indera seperti penciuman dan rasa.

Materi abu-abu di otak kita adalah bagian dari sistem saraf pusat kita dan pada dasarnya mengontrol semua fungsi otak kita.

Ini memungkinkan individu untuk mengontrol gerakan, memori, dan emosi, sehingga kelainan pada materi abu-abu otak dapat mempengaruhi keterampilan komunikasi dan sel-sel otak.

Baca Juga: Maia Estianty Buka Donasi Untuk Para Tenaga Kesehatan: Nakes Telah Berjuang Tanpa Lelah

Studi ini juga menunjukkan bahwa hilangnya materi abu-abu di daerah yang berhubungan dengan memori otak.

Oleh karenanya pada gilirannya dapat meningkatkan risiko pasien mengembangkan demensia dalam jangka panjang.

Temuan ini mengikuti penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Lancet Psychiatry tahun lalu, menunjukkan bahwa infeksi serius covid-19 dapat merusak otak yang menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti stroke atau gejala mirip demensia.

Para penulis mencatat bahwa lebih banyak data diperlukan untuk menilai secara memadai efek covid-19 pada kesehatan otak.

Sebagian besar penyintas covid-19 yang terlibat dalam penelitian mengalami gejala ringan hingga sedang atau tidak sama sekali.

Ini dipandang sebagai kekuatan analisis, karena sebagian besar publikasi pencitraan otak berfokus pada kasus covid-19 sedang hingga berat.

"Ada kebutuhan mendasar untuk informasi lebih lanjut tentang efek otak dari penyakit ini bahkan dalam bentuknya yang paling ringan," studi Biobank membaca.

Baca Juga: Wali Kota Medan Lakukan Penyegelan Bangunan Mal, Diduga Tunggakan Pajak Mencapai 56 Miliar

Penulis penelitian mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah orang yang selamat dari covid-19 akan memiliki masalah dalam jangka panjang terkait kemampuan mereka untuk mengingat peristiwa yang membangkitkan emosi.

Mereka juga tidak dapat memastikan apakah hilangnya materi abu-abu adalah akibat dari virus yang menyebar ke otak, atau efek lain dari penyakit tersebut.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Science Alert

Tags

Terkini

Terpopuler