LINGKAR KEDIRI - Banyak kebiasaan yang secara turun temurun telah diyakini kebenarannya.
Sejumlah kebiasaan orang Indonesia ternyata tidak sepenuhnya benar secara medis.
Kebiasaan seperti kerokan saat masuk angin, tidak mandi ketika demam, dan sejumlah kebiasaan lain rupanya kurang tepat.
Baca Juga: 3 Tips Menjadi Sukses Walaupun Kamu Orang Pemalas dan Tidak Pintar, Ketahui Sekarang Juga
Dikutip lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari akun Instagram @sehatkepo.ind, berikut sejumlah kebiasaan masyarakat Indonesia yang ternyata salah secara medis:
Memakai Pakaian Tebal Atau Selimut Ketika Demam
Banyak yang meyakini bahwa ketika seseorang demam maka harus menggunakan pakaian tebal atau selimut agar tidak kedinginan dan menggigil.
Namun ternyata kebiasaan tersebut kurang tepat. Secara medis, ketika demam kita disarankan untuk mengenakan pakaian tipis meskipun tubuh terasa dingin.
Hal ini karena pakaian yang tebal dapat menaikkan suhu tubuh. Suhu yang sangat tinggi (39 derajat celcius atau lebih) pada anak-anak bisa menyebabkan kejang-kejang.
Baca Juga: Anak Indigo Singgung Pulau Jawa Dalam Bahaya, Waspada Bencana Besar di Awal Tahun 2022
Tidak Boleh Mandi Ketika Demam
Kebiasaan lain mengungkapkan bahwa ketika seseorang demam maka sebaiknya tidak mandi. Mandi disebut dapat membuat seseorang kedinginan sehingga suhu tubuh kembali naik.
Namun faktanya, mandi ketika demam justru dapat menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Akan tetapi, jika demam disertai dengan rasa menggigil, mandi dengan air hangat atau kompres air hangat lebih disarankan.
Mandi Malam Hari Menyebabkan Rematik
Hampir setiap orang tua melarang anaknya mandi di malam hari, di mana salah satu alasannya yakni dapat menyebabkan rematik.
Namun ternyata hal tersebut tidaklah benar. Jika kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan memerlukan mandi untuk kebersihan, tidak ada masalah meskipun mandi malam hari.
Akan tetapi, bagi penderita rematik sebaiknya mandi dengan air hangat.
Penderita Cacar Air Atau Campak Tidak Boleh Mandi
Kebiasan lain yang ternyata kurang tepat secara medis adalah tidak mandi ketika menderita cacar air atau campak.
Namun rupanya hal tersebut justru bertentangan dengan prinsip medis, di mana penderita cacar air atau campak dengan kelainan pada kulit yang menyeluruh, justru harus menjaga kebersihan kulit yakni dengan mandi lebih sering.
Hal ini diperlukan agar perluasan penyakit dapat dicegah, disamping penggunaan obat.
Masuk Angin Harus Dikerok
Ketika masuk angin menyerang, banyak dari kita yang memilih kerokan untuk meredakannya.
Namun rupanya kerokan bukan petanda anginnya keluar, melainkan pecahnya pembuluh kapiler tepi yang berada di kulit.
Baca Juga: Inilah 9 Artis dan Selebritis yang Kini Menjadi PNS, Salah Satunya Masih Sering Trending di YouTube
Karenanya, tidak mengherankan jika beberapa waktu setelah kerokan, sejumlah gejala masuk angin kembali timbul.
Kerokan akan menimbulkan rasa sakit. Akan tetapi karena sudah ada rasa sakit atau pegal otot, maka dengan rangsangan sakit yang baru menjadikan seolah-olah rasa sakit yang pertama berkurang.***