Hati-hati, Menonton Film Porno Dapat Memicu Cacat Pada Otak, Penelitian Ungkap Risiko Mengejutkan

22 September 2022, 11:05 WIB
Link film porno atau video porno masih sering dicari oleh banyak orang /

 

LINGKAR KEDIRI – Link film porno sampai saat ini masih menjadi satu hal yang masih sering dicari oleh banyak orang, terutama kaum remaja.

Meskipun sudah banyak link film porno yang dihapus, banyak orang yang masih terus berusaha mencari demi mendapatkan kenikmatan dalam menonton adegan dewasa tersebut.

Seringnya seseorang menonton film porno akan mengakibatkan rasa kecanduan yang sangat hebat.

Baca Juga: Ciri-ciri Istri yang Baik dan Jangan Sampai Diceraikan, Salahsatunya Memprioritaskan Keluarga dengan Cara Ini

Sebab, mereka yang cederung sudah kecanduan menonton film porno, maka hidupnya akan tidak tenang jika dalam sehari belum menonton video tak senonoh itu.

Mereka yang sudah terlanjut kecanduan menonton film porno, maka orang tersebut akan cenderung mengabaikan dampak buruk dari menonton adegan dewasa itu.

Mengenai bahaya menonton film porno, penelitian mengungkap dapak buruk yang sagat berisiko pada otak dan mental.

Melansir dari Neuroscience News, disebutkan bahwa sifat-sifat video porno menjadikannya pemicu yang sangat kuat untuk plastisitas hingga dapat megakibatkan kecacatan pada otak.

Sering menonton film porno dalam waktu yang berkepanjangan dapat menciptakan disfungsi seksual, terutama ketidakmampuan untuk mencapai ereksi atau orgasme dengan pasangan hidup nyata.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Yosef Mendesak Keponakan Tuti Berkata Jujur, Danu Justru Katakan: Saya Orangnya Santai

Untuk menjelaskan risiko buruk tersebut, beberapa ilmuwan telah menarik kesimpulan antara konsumsi pornografi dan penyalahgunaan zat.

Melalui desain evolusioner, otak terhubung untuk merespons rangsangan seksual dengan lonjakan dopamin.

Neurotransmitter ini, paling sering dikaitkan dengan antisipasi penghargaan, juga bertindak untuk memprogram ingatan dan informasi ke dalam otak.

Adaptasi ini berarti bahwa ketika tubuh membutuhkan sesuatu, seperti makanan atau seks, otak mengingat ke mana harus kembali untuk mengalami kesenangan yang sama.

Alih-alih beralih ke pasangan romantis untuk kepuasan atau kepuasan seksual, pengguna porno yang terbiasa secara naluriah meraih ponsel dan laptop mereka ketika keinginan datang menelepon.

Lanjutnya, ledakan penghargaan dan kesenangan yang kuat secara tidak wajar membangkitkan tingkat pembiasaan yang kuat secara tidak wajar di otak.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Keponakan Tuti Disebut Mempersulit Penyidikan Polda Jabar, Danu: Ada yang Menghina Ya Silahkan

“Pornografi memenuhi setiap prasyarat untuk perubahan neuroplastik. Ketika para pembuat pornografi menyombongkan diri bahwa mereka mendorong amplop dengan memperkenalkan tema baru yang lebih keras, apa yang tidak mereka katakan adalah bahwa mereka harus melakukannya, karena pelanggan mereka membangun toleransi terhadap konten,” kata dari Psikiater Norman Doidge.

Dijelaskan juga, bahwa adegan pada film porno, seperti zat adiktif, pemicu hiper-stimulasi yang menyebabkan sekresi dopamin tingkat tinggi yang tidak wajar.

Yang mana, zat tersebut dapat merusak sistem penghargaan dopamin dan membuatnya tidak responsif terhadap sumber kesenangan alami.

Mulai dari situlah yang menjadi penyebab mengapa pengguna mulai mengalami kesulitan dalam mencapai gairah dengan pasangannya di dunia nyata.***

Editor: Donna Lia Suhervina

Sumber: Neuroscience News

Tags

Terkini

Terpopuler