Network
LINGKAR KEDIRI - Diet fleksibel, juga disebut diet semi-vegetarian adalah pola makan nabati yang semakin populer yang menekankan pada makan makanan nabati dan memungkinkan untuk konsumsi daging sesekali dalam jumlah sedang.
Ada banyak alasan mengapa orang mengadopsi diet fleksibel, ini termasuk batasan agama, kesadaran kesehatan, manajemen berat badan dan masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan hewan atau hak-hak hewan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu diet fleksibel dan makanan apa yang harus dimakan dan dihindari.
Baca Juga: Apakah Covid-19 Berpengaruh pada Kehamilan? Simak Penjelasaan Para Ahli Berikut Ini
Apa Itu Diet Fleksibel? Kata flexitarian merupakan gabungan dari dua kata 'fleksibel' dan 'vegetarian', yang berarti bahwa pola makan memberikan pendekatan vegetarian yang lebih fleksibel jika dibandingkan dengan pola makan vegetarian atau vegan lainnya.
Pola makan fleksibel menyarankan Anda untuk menuai manfaat dari pola makan vegetarian tanpa sepenuhnya menghilangkan produk hewani dari makanan. Diet berfokus pada mengonsumsi lebih banyak makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran, polong-polongan, kacang-kacangan dan biji-bijian serta biji-bijian sambil tetap menikmati daging dalam jumlah sedang.
Diet flexitarian dikembangkan oleh ahli diet Dawn Jackson Blatner pada tahun 2009 dan menerbitkan buku berjudul The Flexitarian Diet: The Mostly Vegetarian Way to Lose Weight, Be Healthier, Prevent Disease and Add Years to Your Life. Fokus dari diet ini adalah pada lebih sedikit pembatasan dan penghapusan makanan dan lebih banyak lagi pada penambahan makanan nabati.
Baca Juga: Mengajarkan Anak Usia Dini Tentang Berbagi Ternyata Hal yang Salah, Simak Penjelasannya
Diet ini diperuntukkan bagi semua orang yang ingin makan makanan yang sehat dan bergizi tetapi tidak ingin menyerah pada kesenangan daging mereka.
