Sedangkan tidur REM adalah fase tidur yang dalam dan memungkinkan terjadi mimpi.
Sementara itu, ketindihan terjadi ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM, namun tubuh belum siap untuk bangun.
Atau dapat dikatakan kita dalam keadaan sadar, akan tetapi tubuh belum bisa bergerak.
Baca Juga: KKP Bangun Sentra Budidaya Perikanan, Begini Penjelasanya
Ketindihan juga akan semakin berpeluang terjadi ketika seseorang berhalusianasi, bermimpi ataupun karena hal lainnya.
Ketindihan biasanya terjadi tidak lama, yakni sekitar 2 sampai 3 menit. Setelah itu otak dan tubuh akan terhubung kembali.
Dilansir dari tayangan kanal Youtube Dewi Sundari Praktisi Kejawen yang diuanggah pada 4 November 2019, belum dapat diketahui secara pasti penyebab dari ketindihan atau sleep paralysis.
Baca Juga: Ingin Menikah Tahun ini? Begini Perhitungan Hari Weton yang Bagus, Salah Satunya Akan Kaya
Namun diduga, ketindihan tersebut terjadi karena kebiasaan tidur menghadap atas, pola tidur yang tidak menentu atau kurang tidur, stress, dan perubahan mendadak pada lingkungan sekitar.
Nah dari pandangan metafisik, benarkah ketindihan bisa disebabkan karena gangguan ghaib?