"Kalau pegal atau pegal linu itu artinya tubuh kita merespon. Kalau divaksin itu, tubuh itu harus membuat antibodinya, supaya kalau nanti virus patogennya masuk dia tidak sakit," ujar Anita.
"Ketika kita divaksin, demam dan pegel, itu tandanya tubuh kita merespon, tinggal efek sampingnya itu seperti apa yang masih dapat ditoleransi. Efek samping umum sudah ada di uji klinis fase 1 dan 2," ujarnya.
Baca Juga: Latihan Sit Up Kurang Efektif Bakar Lemak di Perut, Lakukan Cara Ini untuk Kecilkan Perut Buncit
Anita menegaskan vaksin Covid-19 yang sudah beredar termasuk AstraZeneca telah melakukan beberapa tahapan uji klinis.
Dalam melakukan pengujian pun bukan mencari efek sampingnya, melainkan aman atau tidaknya digunakan untuk manusia.
"Kalau vaksin itu tidak aman tidak akan diizinkan beredar. Jadi banyak yang menjalani uji klinis, uji klinis itu pertama yang dijalani bukan mengetahui efeknya tapi adalah aman atau tidak," ujar Anita.
Baca Juga: Perut Sakit Ternyata Bukan Hanya Karena Maag, Coba Kenali Enam Gejala Kanker Lambung Ini
"Kalau vaksinnya tidak aman tidak boleh lanjut ke uji klinis fase 3 untuk cek efikasi. Karena yang dilihat adalah aman atau tidak, begitu aman cek untuk efikasi," ujarnya.*