LINGKAR KEDIRI – Pura-pura sakit sering dijadikan alasan seseorang untuk menolak untuk menemui seseorang, atau untuk tidak datang ke kegiatan tertentu seperti bekerja, atau ke sekolah. Tapi ternyata, orang yang pura-pura sakit, memang benar sakit secara psikologis.
Dilansir oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari betterhealth.vic.gov.au, orang yang sering berpura-pura sakit dipercaya sedang mengidap ‘sindrom Munchausen’.
Baca Juga: China Sindir Amerika Soal Konflik Israel-Palestina Hingga Desak Gencatan Senjata
Sindrom Munchausen (juga dikenal sebagai gangguan buatan) adalah jenis gangguan mental langka di mana seseorang berpura-pura sakit.
Orang tersebut mungkin berbohong tentang gejala, membuat dirinya tampak sakit, atau sengaja membuat dirinya tidak sehat.
Jenis gangguan mental ini paling sering terlihat pada orang dewasa dan dianggap sebagai bentuk melukai diri sendiri.
Seseorang dengan sindrom Munchausen bisa sangat meyakinkan dalam berpura-pura sakit. Bahkan penderita dapat membuat dokter memberikan perawatan yang tidak perlu, seperti pengobatan atau pembedahan.
Baca Juga: Semakin Mencekam, Israel dan Milisi Lebanon Saling Balas Serangan, Warga di Perbatasan Dievakuasi
Seseorang dengan sindrom Munchausen tidak berpura-pura sakit untuk keuntungan pribadi, seperti obat resep atau uang.
Sebaliknya, orang tersebut didorong untuk berperilaku seperti itu karena alasan psikologis yang kompleks, termasuk keinginan yang kuat untuk perhatian dan simpati.
Seringkali penderita sindrom Munchausen pernah mengalami trauma masa kecil.
Seseorang dengan sindrom Munchausen memperoleh kepuasan yang intens dari perhatian yang terkait dengan bermain sebagai pasien yang sakit.
Ada beberapa cara umum yang dilakukan oleh penderita Sindrom Munchausen untuk meyakinkan dokter jika dirinya sakit:
Baca Juga: Kumpulan Kode Redeem FF 19 Mei 2021 Paling Lengkap dan Belum Digunakan
- Berpura-pura kesakitan
- Gejala yang berlebihan
- Gejala palsu, termasuk gejala psikologis
- Meracuni diri sendiri dengan bahan kimia
- Menginfeksi diri dengan zat-zat yang tidak bersih
- Merusak tes diagnostik - misalnya, mencemari sampel urin dengan gula atau darah
- Mengganggu kondisi medis sehingga pemulihan tidak memungkinkan - misalnya, berulang kali membuka atau mencemari luka kulit atau tidak minum obat resep
- Abaikan masalah medis asli sampai menjadi serius.
- Komplikasi umum sindrom Munchausen
Jadi, apakah kamu termasuk penderita Sindrom Munchausen?.***