Kurangi Kebiasaan Main Ponsel Sambil Menunduk! Dampaknya Berbahaya, Jadi Salah Satu Penyebab Saraf Terjepit

- 15 Juli 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi main HP. Kurangi Kebiasaan Main Ponsel Sambil Menunduk! Dampaknya Berbahaya, Jadi Salah Satu Penyebab Saraf Terjepit
Ilustrasi main HP. Kurangi Kebiasaan Main Ponsel Sambil Menunduk! Dampaknya Berbahaya, Jadi Salah Satu Penyebab Saraf Terjepit /Pixabay

 

LINGKAR KEDIRI - Kebiasaan menatap ponsel dengan posisi menunduk terlalu lama ternyata dapat memberikan dampak yang buruk.

Salah satu potensi membahayakan akibat kebiasaan tersebut adalah terjadinya saraf terjepit (Hernia Nukleus Pulposus/HNP) di area leher.

Baca Juga: BST Rp600 Ribu Segera Cair! Pemprov DKI Jakarta Umumkan Hal Ini 

Oleh karenanya, dokter spesialis bedah saraf Mustaqim Prasetya menyarakan untuk mengindari sejumlah aktivitas yang berisiko menyebabkan saraf terjepit.

Pada kasus HNP servikal atau leher misalnya, mengurangi kebiasaan berada dalam postur tidak ergonomis seperti ketika menggunakan ponsel sambil menunduk merupakan salah satu langkah dalam mencegahnya.

Baca Juga: China Ambil Pulau Kalimantan Sebagai Jaminan Hutang Indonesia dan Jokowi Mengundurkan Diri, Begini Faktanya 

"Kejadian HNP mungkin kita alami. Saat ini salah satu yang berbahaya saat menggunakan ponsel dengan posisi tidak ergonomis (menunduk) lama," ujar Mustaqim seperti dikutip dari laman Antara, Kamis, 15 Juli 2021.

Dalam weninar bertajuk "Solusi Terkini Saraf Terjepit Tanpa Operasi", Mustaqim menjelaskan bahwa HNP terjadi karena bantalan sendi pada ruas tulang belakang keluar dari lokasi seharusnya, kemudian menekan struktur saraf yang terletak di dekatnya sehingga menimbulkan masalah.

Baca Juga: Ahli Tarot Ramalkan Kedekatan Ayu Ting Ting dan Robby Purba, Sebut Ada Pertanda ke Arah Saling Cinta 

Adapun bagian tulang belakang yang kerap mengalami gangguan ini adalah lumbal atau pinggang dan leher.

Penyebab kondisi tersebut utamanya pada kaum muda adalah seringnya berlama-lama dalam posisi tidak ergonomis, mengangkat benda dengan cara yang tidak tepat, dan faktor berat badan berlebihan.

Baca Juga: BST Rp600 Ribu Segera Cair! Pemprov DKI Jakarta Umumkan Hal Ini 

Sementara pada orang lanjut usia, kondisi ini terjadi lantaran berkurangnya elastisitas atau kelenturan bantalan akibat bertambahnya usia, sehingga efek peredam bantalan menjadi berkurang dan rentan terhadap trauma.

Gejala yang muncul utamanya adalah rasa nyeri. Pada area leher, nyeri yang muncul biasanya dari leher atau diantara tulang belikat dan biasanya akan menjalar ke bahu dan lengan, hingga jari-jari tangan pada satu sisi.

Baca Juga: KPK Dikabarkan Telah Temukan Bukti Keterlibatan SBY Dalam Korupsi Dana Haji Rp35 Triliun, Begini Faktanya 

Terkadang pula disambut dengan rasa kesemutan dan nyeri bisa saja bertambah berat dengan perpindahan posisi.

Sementara apabila nyeri terjadi di area lumbal atau pinggang, maka nyeri terasa di satu sisi kemudian menjalar ke bokong, tungkai sesuai daerah saraf yang diatur oleh lokasi saraf bersangkutan di tulang belakang.

Baca Juga: Ahli Tarot Ramalkan Kedekatan Ayu Ting Ting dan Robby Purba, Sebut Ada Pertanda ke Arah Saling Cinta 

"Nyerinya seperti terasa terbakar, kesemutan, diperberat dengan aktivitas tertentu (berdiri, berjalan, duduk). Nyeri pada kaki disertai pinggang disebut low back pain," ujar Mustaqim.

Lebih jauh, Mustaqim memaparkan bahwa untuk mempertahankan posisi ergonomis, mencegah terjadinya HNP juga bisa dilakukan dengan menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga agar otot-otot di sekitar tulang belakang lebih kuat, tidak merokok, serta menggunakan cara yang tepat dalam mengangkat ataupun menurunkan barang.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah