Ternyata Obat Alami dari Tanaman Potensi Sembuhkan Covid-19 Ada Di Al Quran, Begini Penjelasan Guru Besar UII

- 19 Juli 2021, 09:54 WIB
Ilustras Al Quran
Ilustras Al Quran /Pexes.com/ Tayeb MAZEHDIA

Menurutnya, hal itu berdasarkan penemuan data ilmiah dari Al-Quran belakangan ini dengan seiring meningkatnya penyelidikan ilmiah modern.

"Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan pentingnya tumbuhan," kata Prof Yandi Syukri, pada Sabtu, 13 Maret 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Menurut dia, dari 27 spesies tumbuhan yang disebutkan dalam Al Quran dan Hadis, beberapa yang mudah ditemukan yaitu jinten hitam (habatussauda), madu, bawang putih, kurma, labu, zaitun, adas, delima, anggur, kayu arak atau siwak (untuk sikat gigi), bawang merah, tin, jelay, dan jahe.

Namun, di antara tanaman tersebut yang sangat potensial untuk dikembangkan untuk pengobatan Covid-19 yaitu jahe, serta jinten hitam (habatussauda).

Baca Juga: Indonesia Mulai Dianggap Pusat Penyebaran Baru Covid-19, Maruf Amin: Takbir Nasional

Lebih lanjut, kata dia, salah satu studi pemodelan molekul (molecular docking) untuk memprediksi interaksi protein host-virus di lokasi masuknya SARS-CoV-2 menunjukkan efek penghambatan konstituen jahe (Zingiber officinale) sebagai penghambat masuk virus SARS-CoV-2 dengan menggunakan semua protein inang dan asal virus.

Selain itu, jahe merupakan suplemen peningkat kekebalan alami, serta bahan penyusun formulasi herbal yang direkomendasikan oleh Badan POM sebagai tindakan pencegahan untuk meningkatkan kekebalan tubuh setelah wabah Covid-19.

Adapun jinten hitam atau habatussauda, kata dia, memiliki aktivitas antivirus, antioksidan, antiradang, antikoagulan, imunomodulator, bronkodilator, antihistaminik, antitusif, antipiretik, dan analgesik.

"Sehingga ini akan menjadi kandidat herbal potensial untuk mengobati pasien dengan Covid- 19," ujarnya.

Saat ini, kata Yandi, pengobatan alami digunakan oleh sekitar 80 persen populasi dunia, terutama di negara berkembang untuk perawatan kesehatan primer karena dapat diterima secara budaya, serta kemudahan akses dan keterjangkauan.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah