Hindari Penggunaan Masker Longgar, Ternyata Bisa Merusak Lapisan Terluar Kulit, Simak Ini!

- 1 Oktober 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi - Penggunaan masker yang longgar berpotensi menyebabkan kerusakan pada lapisan terluar kulit.
Ilustrasi - Penggunaan masker yang longgar berpotensi menyebabkan kerusakan pada lapisan terluar kulit. /Pexels/Polina Tank.

LINGKAR KEDIRI - Penggunaan masker yang longgar ternyata berpotensi merusak lapisan kulit terluar atau disebut juga skin barrier. 

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia, Arini Astasari Widodo. 

"Kalau pakai fabric mask jangan yang renggang seperti linen kan renggang karena kalau yang renggang lebih bertekstur, lebih tergesek-gesek kulitnya, barrier-nya akan rusak," ujar Arini dikutip lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman Antara pada 1 Oktober 2021.

Baca Juga: Peluang Usaha: Puding Kelapa atau Coconut Jelly, Begini Bahan dan Cara Membuatnya

Baca Juga: Hanya Lakukan Ini, Kamu Dapat Terhindar dari Penyakit-penyakit yang Akan Menggangumu

Arini pun menyarankan agar memilih masker dengan ukuran yang pas, artinya tidak terlalu ketat atau longgar. 

Tak hanya itu, sangat disarankan untuk membersihkan wajah terlebih dahulu sebelum menggunakan masker. Hal ini akan lebih baik lagi jika Anda menambahkan serum wajah karena dapat membantu meningkatkan barrier kulit. 

Baca Juga: Tips Ampuh Melancarkan Menstruasi Setiap Bulan Secara Mudah dan Alami, Sering Telat Haid? Coba ini

Selain itu, jangan lupa untuk mengganti masker setiap minimal empat jam sekali. 

Arini yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kukut dan Kelamin Indonesia (Perdoski) memaparkan bahwa pemakaian masker menyebabkan microbiome kulit berubah.

Baca Juga: Tenang dan Nikmati, Ditahun 2022 Kelima Weton Ini Akan Hidup Bergelimbang Rezeki

Baca Juga: Haris Azhar Resmi Jadi Tersangka, Laporan Luhut Ditindak Lanjuti Bareskrim Polri? Cek Faktanya! 

Microbiome sendiri berperan penting dalam barrier kulit sehingga membuatnya tampak sehat, dan bercahaya. Microbiome juga berperan dalam mengurangi kemungkinan terkena eksim, jerawat, semua jenis peradangan kulit. 

"Biasanya dapat ventilasi udara, microbiome bercampur tentu kalau ngomong ada ludahnya, napas, dan lain sehingga microbiome berubah. Kita harus kembalikan lagi," ujarnya. 

Baca Juga: Sinopsis Film Djakarta 1966, Kisah Sejarah Indonesia Setahun setelah G30S PKI dan Lahirnya Supersemar 

Kondisi ketika microbiome tidak seimbang dapat menimbulkan dampak buruk. Efek ini akan muncul ketika terjadi perubahan pada skin barrier yang ditandai kulit terasa seperti ketarik, dan berlahan muncul iritasi, kemerahan, dan gatal. 

Salah satu kondisi akibat ketidakseimbangan tersebut adalah munculnya maskne atau jerawat dan iritasi akibat mengenakan masker. 

Baca Juga: 3 Ciri ‘Circle’ Pertemanan yang Tidak Baik untuk Kesehatan Mental Anda, Nomor 3 Wajib Diwaspadai!

Untuk mengembalikan keseimbangan sekaligus menjaga kesehatan microbiome, terdapat sejumlah cara yang bisa Anda lakukan. 

Sejumlah cara tersebut antara lain dengan tidak menggosok-gosok kulit secara kasar, hindari menggunakan bahan yang mengandung alkohol dan pH tinggi, serta mengenakan tabir surya karena sinar ultraviolet diketahui dapat merusak microbiome serta selalu menjaga kebersihan kulit. 

Baca Juga: Pernah Menjadi Pecandu Narkoba, Kelima Artis Ini Sekarang Sukses Berkarya Kembali 

"Hati-hati suka over exfloating, terlalu banyak pakai scrub, kalau skincare yang perlu itu yang lembut, tidak merusak microbiota," kata Arini. 

Selain itu, Arini juga menyarankan menggunakan moisturizer agar kulit tetap lembab sehingga microbiome lebih awet.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah