Debat Publik Tidak Menentukan Kemenangan Paslon, Simak Penjelasan Akademisi

27 November 2020, 14:20 WIB
Ilustrasi debat /

LINGKAR KEDIRI - Depat paslon memperebutkan kursi kekuasaan dalam Pemilu adalah hal wajib dimana para calon dapat menunjukkan kredibilitas mereka untuk masa depan wilayah yang akan dipimpin.

Dalam pandemi COVID 19 sekalipun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) tetap mengadakan debat publik.

Hal tersebut disamping untuk menunjukkan siapa bakal calon pemimpin, juga untuk menunjukkan visi misi mereka kepada calon pemilih secara lebih luas.

Baca Juga: Kasus Prostitusi Online Artis ST dan MA, Patok Tarif Sampai Ratusan Juta Permalam

Dilansir dari Antara, Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Dr. Netty Herawati tidak terlalu berpengaruh untuk menentukan siapa yang nantinya terpilih dalam Pemilu.

“Dalam perhelatan pemilu, di lapangan menurut pengamatan dan diskusi di tingkat bawah porsi kampanye melalui debat publik tidak signifikan mempengaruhi masyarakat untuk memilih paslon yang berlaga,”Ujar Dr Netty, di Pontianak, Jumat, 27 November 2020, dikutip dari Antara.

Ia juga menjelaskan, bahwa tidak hanya pemilu sekelas Pilkada, pemilu skala Nasional pun debat publik tidak berpengaruh banyak untuk menentukan kemenangan calon.

Baca Juga: Bergosip Dapat Mengurangi Stres? Simak Manfaat Dari Kegiatan Negatif Ini

Akademisi Untan Pontianak tersebut menyebut bahwa Demokrasi yang ada di Indonesia saat ini masih belum matang, atau jauh dari kata baik.

Ia membedakannya dengan pemilihan di Eropa dan Amerika. Menurutnya, debat publik di kedua benua tersebut sangat menentukan kemenangan paslon.

Masyarakat mempelajari visi misi dari paslon juga cara penyampaiannya ke publik melalui debat. Berbeda dengan di Indonesia yang faktor pendekatan sosial paslon dan politik uang yang masih berpengatuh.

Baca Juga: KPU Depok Tetap Gelar Debat Publik, Walaupun Salah Satu Calon Positif COVID 19

Netty menjelaskan bahwa faktor politik uang yang membuat demokrasi di Indonesia rusak. Ia menyatakan bahwa hal tersebut tidak baik, dan riskan melahirkan para pemimpin yang korup.

Paslon yang layak untuk memimpin kepala daerah, dapat dilihat dari cara mereka menyampaikan visi misi dalam debat dan meyakinkan para pemilih bahwa mereka dapat melakukannya.

Dari segi komunikasi, dapat dilihat apakah paslon tersebut kredibel yang menjadi indikator bahwa mereka pemimpin yang cerdas dan mampu.

Baca Juga: Persiapan Sekolah di Tahun 2021, Segera Atur Jadwal Tidur Anak

Sikap tenang, gerak tubuh, serta cara menyampaikan visi misi adalah indikator untuk melihat pemimpin yang cerdas.

Akademisi tersebut menambahkan, bahwa paslon yang cerdas, berpengalaman, dan kaya pengetahuan, tidak akan kesulitan untuk meyakinkan para pemilih melalui penyampaian visi misinya.***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler