Target Kunjungan Wisatawan Turun Tajam Selama Pandemi, Kemenparekraf Terapkan SOP Kebiasaan Baru

29 November 2020, 11:14 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Wishnutama Kusubandio saat melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan, keamanan, dan keselamatan destinasi pariwisata di Labuhan Bajo (12/11/2020)./Foto: Humas Kemenparekraf /

LINGKAR KEDIRI- Pandemi Covid-19 masih belum usai. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya penambahan kasus positif di berbagai daerah di Indonesia setiap harinya.

Pemerintah terus berbenah menghidupkan kembali berbagai sektor yang sempat goyah akibat dampak pandemi, salah satunya sektor yang cukup penting yakni pariwisata Indonesia.

Selama pandemi, kunjungan wisatawan di Indonesia turun tajam. Untuk kunjungan turis mancanegara saja Kemenparekraf menurunkan target kunjungan tahun 2020 menjadi 2,8 juta hingga 4 juta orang. Dari sebelumnya target kunjungan 18 juta orang. 

Baca Juga: Wow! Ini 4 Destinasi Wisata Lokal Pilihan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina; Bali Salah Satunya

Sedangkan untuk target turis domestik, turun menjadi 120 hingga 140 juta dari target sebelumnya yakni 300 juta orang.

Hingga September 2020 lalu, jumlah turis mancanegara hanya berjumlah 153.498 orang dibandingkan September 2019 yang mampu mencapai 1.388.719 kunjungan.

Angka penurunan tersebut membawa dampak kerugian yang sangat besar pada sektor perekonomian terutama pada sektor pendukung pariwisata. Seperti bisnis hotel, travel, pegiat seni budaya, kuliner, produk oleh-oleh, transportasi dan juga pelaku profesi pemandu wisata.

Baca Juga: Viral Video Yel Yel 'Hancurkan Risma Sekarang Juga',Emak emak Surabaya Geram; Dasar Preman Prematur!

Menyikapi krisis tersebut, Kemenparekraf menyusun protokol kesehatan, kemanan dan keselamatan destinasi pariwisata adaptasi dari kebiasaan baru. Protokol kesehatan, keamanan dan keselamatan tersebut nantinya akan digunakan sebagai Standart Operating Procedure (SOP) komprehensif.

SOP komprehensif tersebut mencakup langkah pencegahan, mitigasi dan tanggap darurat padae beberapa potensi peristiwa yang dapat mengganggu atau mengancam kesehatan, keselamtan dan keamanan orang-orang yang melakukan wisata.

Penerapan SOP tersebut akan melibatkan pemerintah daerah setempat, masyarakat lokal dan industri pariwisata di setiap daerah. Tujuannya tak lain untuk mempertahankan keberlangsungan industri pariwisata nasional.

Baca Juga: Kemendikbud Berikan Bantuan Subsidi Upah Rp1,8 Juta bagi PTK Non PNS, Catat Persyaratannya!

Pada simulasi protokol kesehatan, keamanan dan keselamatan yang dilaksanakan di Labuan Bajo pada Kamis (12/11) lalu, diketahui ada 3 skenario penanganan tanggap darurat yang dilakukan yakni:

1.Sistem peringatan dini (Early Warning System) yang berfokus pada potensi gempa bumi dan tsunami.

2. Penanganan peristiwa kecelakaan wisatawan terutama pada gangguan serangan jantung.

3. Tanggap darurat peristiwa kecelakaan kapal tenggelam.

Simulasi tersebut nantinya akan diterapkan pada semua destinasi pariwisata yang ada di Indonesia. 

Baca Juga: Tak Hanya Dosen, Ini Penerima Bantuan Subsidi Upah Kemendikbud pada November 2020,Baca Selengkapnya!

Melalui penerapan simulasi tersebut harapannya dapat membangun kepercayaan wisatawan lokal dan mancanegara atas jaminan kesehatan, keselamatan  dan keamanan selama melakukan wisata di Indonesia.

Ada lima superprioritas tujuan wisata di Indonesia yang nantinya akan menerapkan protokol tersebut yaitu Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Borobudur di Jawa Tengah, Danau Toba di Sumatera Utara, Likupang di Sulawesi Utara dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat.***

(Kristantyo Wisnubroto/Indonesia.go.id)

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler