LINGKAR KEDIRI - Kasus pembunuhan di Subang, Jawa Barat dengan korban ibu dan anak bernama Tuti-Amel belakangan kembali ramai diperbincangkan.
Hal itu dikarenakan belum ditemukannya pelaku pembunuhan oleh pihak kepolisian, hingga memicu banyak kalangan membeberkan berbagai opini.
Opini tersebut bahkan datang dari ahli spiritual, tokoh publik hingga beberapa pakar hukum.
Baca Juga: Gala Menangis Panggil Ayah dan Ibunya, Sang Kakek Justru Ingin Menjauhinya, Kok Bisa?
Salah satunya Yesmil Anwar seorang pakar kriminolog dan ahli hukum Indonesia sekaligus dosen Universitas Padjajaran (Unpad).
Ia menjelaskan beberapa fakta yang mengejutkan dari hasil olah TKP dan hasil autopsi.
Dari Lingkar Kediri yang mengutip kanal YouTube Anjas di Thailand, Yesmil menyimpulkan insiden tersebut besar kemungkinan tidak terjadi di rumah korban (Tuti).
"Apakah konspirasi ini cukup beralasan? Bahwa eksekusi kedua korban tidak dilaksanakan di rumah mereka di Subang, Jawa Barat tersebut? Kita akan bahas dari beberapa fakta yang sudah ditemukan dari hasil olah TKP dan hasil autopsi pertama yang tersebar di media massa," kata Anjas.
AKBP Sumarni selkau Kapolres Subang menegaskan adanya temuan jejak seretan dari kamar Tuti yang mengarah ke kamar mandi.
Disimpulkan bahwa korban dibunuh dalam kondisi tertidur lalu dimandikan korban agar jejaknya tidak tertinggal.
Lalu terdapat 2 jejak kaki yang berbeda dan selisih waktu pembunuhan sekitar 5 jam.
Korban juga diketahui mnegalami beberapa luka memar di bagian kepala hingga bercak darah yag menyebabkan pecahnya terngkorak kepala korban.
Hasil autopsi juga mengindikasikan pelaku menggunakan benda tumpul untuk membunuh ibu Tuti.
"Kepolisian mengatakan diduga ibu Tuti meninggal, dieksekusi pada saat sedang tertidur," ujar Anjas.
Pernyataan pakar hukum tersebut dinilai lemah, karena menurut Anjas pihak berwajib berasumsi Tuti dibunuh saat tertidur pulas.
Sebelumnya selisih waktu yang diperkirakan sekitar 5 jam an, pelaku diduga melakukan penghilangan jejak sebelum mengekseskusi Amel.
Menurut hasil olah TKP dan autopsi, ditemukan luka di mata dan bibir Amel, itu menandakan dia melakukan perlawanan.
"Mungkin saja ini Amel eksekusinya bukan di rumah, tapi untuk ibu Tuti aku masih percaya eksekusinya di dalam kamar karena pada saat tertidur dan tidak ditemukan tanda perlawanan," papar Anjas.
Anjas mengatakan pasti Amel melakukan perlawanan keras, hingga sempat kabur ke luar rumah, karena ditemukannya seretan di tubuhnya.
Pelaku juga membersihkan sidik jari yang berada disetir mobil Tuti sesudah memarkirnya.
Dalam penjelasannya terakhir Yesmil menyebutkan motif dari pembantaian ini bisa jadi karena masalah uang, keuangan, hubungan sosial.
"Kekuasaan mungkinkah? Karena kita tahu kedua korban bekerja di yayasan yang mereka kelola sendiri, ini yang masih didalami," kata Anjas.
"Uang, sepertinya tidak, karena ada uang 30 juta pun tidak hilang, ada emas, ATM, dan perhiasan itu tidak ada yang hilang, jadi kalau uang lebih ke perampokan sepertinya tidak," ujar Anjas.
Baca Juga: TERKINI! Mengejutkan, Ahli Forensik Ungkap Fakta Terbaru Kasus Subang, Pelaku Sudah Didepan Mata?
"Hubungan sosial, ini juga mungkin. Hubungan sosial itu mungkin terjadi keributan satu individu dengan individu lainnya, baik masalah pribadi, pekerjaan," papar Anjas.
Anjas menyimpulkan kuat dugaan pembunuhan ini akibat hubungan sosial yang tak jauh dari lingkup kehiudpan korban.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dengan judul “Hasil Olah TKP dan Autopsi Pertama Ada Luka di Mata dan Bibir Amel, Melakukan Perlawanan? Simak Selengkapnya”.***