LINGKAR KEDIRI - Cuaca buruk yang menyebabkan gelombang tinggi air laut dengan ketinggian di atas dua meter masih mengancam di perairan Selat Bali.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan potensi gelombang tinggi diikuti angin kencang serta hujan petir di wilayah Selat Bali.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Dwi Hartanto menerangkan bahwa kondisi tersebut kemungkinan akan terjadi dalam dua hari.
"Gelombang dapat mencapai dua meter atau lebih disertai hujan petir di Selat Bali masih berpotensi terjadi dalam dua hari ke depan," terang Dwi Hartanto dikutip Lingkar Kediri dari PMJ News pada Rabu, 22 Desember 2021.
Menurut Dwi, kondisi tersebut sudah terjadi sejak selasa lalu di jalur penyeberangan Gilimanuk-Ketapang dengan kecepatan anging 20 knot pada siang hingga sore.
Cuaca tersebut sempat membuat akses penyeberangan ditutup sebanyak dua kali.
Penutupan dilakukan pada pukul 12.55 WITA lantaran kecepatan angin mencapai 30 knot. Kemudian dibuka kembali pada 15.00 WITA.
Tiga puluh menit kemudian tepatnya pada pukul 15.33 WITA, penutrupan kembali dilakukan karena angin kencang disertai gelombang tinggi kembali muncul.
Pada pukul 16.30 setelah cuaca ekstrem mulai reda, penyeberangan kembali dibuka.
Kepala BPTD Bali - NTB Satuan Pelayanan Gilimanuk I Nyoman Sastrawan menuturkan , penutupan terpakasa dilakukan karena gelombang tinggi dan angin kencang dapat membahayakan pelayaran.
Menurut I Nyoman Sastrawan, kecepatan angin yang mencapi 30 knot akan berpotensi terjadinya tabrakan kapal karena angin mampu mendorong kapal keluar dari jalurnya.
"Menyulitkan pergerakan kapal saat sandar di dermaga untuk proses bongkar muat," ujarnya.***