Tujuan Presiden Jokowi Jalin Kerjasama dengan UEA Terungkap, Menteri Perdagangan Berharap Investasi yang Besar

2 Juli 2022, 14:30 WIB
Empat poin pembicaraan Jokowi dengan pengusaha dan investor PEA, di Abu Dhabi. /BPMI Setpres/Muchlis Jr./

LINGKAR KEDIRI - Indonesia dan Uni Emirat Arab akhirnya resmi menjalin kerjasama.

Pihak Indonesia dan Uni Emirat Arab pun menandatangani perjanjian perdagangan bebas.

Hal itu tak lain bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi antara ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara produsen minyak utama Teluk.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 1 Juli 2022, Tak Diperkenankan Masuk, Elsa Nekat Lakukan Ini

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan bahwa kesepakatan tersebut telah ditandatangani di Abu Dhabi.

Menteri Ekonomi Emirat Abdullah bin Touq mengatakan jika kesepakatan dengan Indonesia dapat meningkatkan perdagangan non-minyak bilateral menjadi $10 miliar dalam lima tahun, naik dari sekitar $3 miliar tahun lalu.

Sementara, Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan mengatakan bahwa Jakarta mengharapkan lebih banyak investasi UEA di Indonesia menyusul pakta tersebut.

Baca Juga: Kasus Subang Mulai Terungkap, Luka Membiru di Mata Amel Diduga Pelaku Melampiaskan Kekesalannya ke Korban

Diketahui, UEA adalah negara berpenduduk sekitar 10 juta orang, adalah pusat perdagangan utama untuk Timur Tengah dan sebagian Afrika, Asia, dan Eropa.

UEA akan mendapat manfaat dari akses yang lebih besar ke pasar Indonesia yang berpenduduk lebih dari 270 juta orang pada saat UEA mendiversifikasi hubungan perdagangannya dan berupaya menciptakan lapangan kerja bagi 1 juta warganya.

Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri Emirat Thani Al Zeyoudi mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah memperkirakan pakta perdagangan akan menciptakan 55.000 pekerjaan dengan keterampilan tinggi di UEA pada tahun 2030.

“Ini akan menambah sekitar $4,6 miliar ke PDB kita pada tahun 2030. Ini akan meningkatkan ekspor sebesar $3,2 miliar dan meningkatkan impor sebesar $2,6 miliar pada tahun 2030,” katanya sebagaimana laporan dari Reuters.***

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler