Potensi Tsunami Pulau Jawa, BMKG: Saat Terjadi Waktu Kita Hanya 15 Menit

2 Oktober 2020, 16:25 WIB
Tangkapan layar, tanggapan BMKG untuk hasil kajian ahli ITB terkait potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa./ /Instagram.com/@infobmkg

LINGKAR KEDIRI - Pulau Jawa berpotensi tersapu ombak mencapai tinggi 20 meter, bahkan menurut riset BMKG gelombang tersebut dapat mencapai bibir pantai dengan durasi 15 menit saja.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun angkat bicara, ia mengatakan bahwa peneliti BMKG Dr. Pepen Supendi terlibat didalam penelitian tersebut. Dr. Pepen terjun langsung dalam pengolahan data dan analisis seismisitasnya.

Indonesia sudah lebih siap untuk menghadapi potensi tersebut, pasalnya pada tsunami Aceh tahun 2008 BMKG juga telah mengoperasikan Sistem Monitoring dan Peringatan Dini Tsunami.

Baca Juga: Kelola Keuanganmu di Usia 20-an Agar Tetap Aman Habis Gajian, Simak Caranya

Sistem tersebut berfungsi untuk mengantisipasi dampak gempa bumi Megathrust, pada tahun 2008 gelombang tsunami ke pantai terdekat hanya memakan waktu kurang dari 20 menit.

"Sistem yg dibangun tersebut dioperasikan dengan menggunakan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligent (AI) untuk menghitung secara cepat parameter gempa bumi, magnitudo dan lokasi hiposenter gempa bumi, yang kemudian secara otomatis dg pemodelan matematis dapat dihitung (diestimasi) potensi kejadian tsunaminya," ucap Dwikorita, Jumat (25/09/2020).

Dengan begitu sistem BMKG dapat memberitahukan secara otomatis dalam waktu 3-5 menit setelah gempa terjadi. Peringatan Dini Tsunami dapat disebaar luaskan melalui BNPB, BPBD, Televisi, dan semua media sosial.

Baca Juga: Ulang Tahun ke-22, Bank Mandiri Berikan Diskon Untuk Para Nasabah

“Artinya, masih tersisa waktu sekitar 15-17 menit sebelum perkiraan datangnya gelombang tsunami untuk evakuasi,” sambungnya.

Meskipun telah memiliki Sistem Monitoring dan Peringatan Dini Tsunami, dia mengatakan adanya riset dan sistem belum cukup untuk benar-benar menjamin keselamatan masyarakat dari bencana tsunami.

Harus ada kesiapan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah daerah harus sigap dalam merespon Peringatan Dini tersebut. Hingga menyiapkan strategi dan sarana guna evakuasi.

Baca Juga: Tengku Zulkarnain Tantang Moeldoko? Simak Penjelasannya

“Selain itu, masyarakat harus terus diedukasi supaya semakin aware terhadap bahaya gempa dan tsunami yang ada di wilayahnya,” timpalnya.

Kepala BMKG tersebut juga menjelaskan bahwa riset yang dilakukan BMKG merupakan multidisiplin data, ilmu dan lintas instansi, guna mengkaji potensi gempa bumi terjadi di zona seismic gap pada sumber gempa Megathrust Selatan Jawa. Disamping itu juga menganalisis dampak gempa bumi Megathurst tersebut berupa ketinggian gelombang tsunami di pantai selatan Jawa.

"Jadi pada area seismic gap di zona sumber gempa Megathrust ini dijadikan sebagai input dalam pemodelan tsunami dengan menggunakan beberapa skenario; skenario 1 jika hanya segmen Megathtust selatan Jawa Barat saja yang pecah," ungkapnya.

 Baca Juga: Terungkap! Pelaku Pengunggah Kolase Foto Ma'ruf Amin Kakek Sugiono Adalah Ketua MUI di Tanjungbalai

Dan sekenario 2 jika hanya segmen Megatrust selatan Jawa Timur saja yang pecah, kemudian kemungkinan terburuknya adalah kedua segmen ini pecah bersamaan bisa menghasilkan magnitudo Mw 9,1. Lalu jika menggunakan permodelan kedua segmen ini pecah bersamaan maka akan menyebabkan tsunami dengan ketinggian maksimul 20 meter di selatan Jawa bagian Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur, dengan ketinggian tsunami rata-rata 4,5 meter.

Baca Juga: Kelanjutan Kartu Prakerja Gelombang 11, Berikut Penjelasan Pemerintah

"Dari hasil riset tersebut waktu datangnya gelombang tsunami sekitar 20 menit," pungkasnya.***

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler