Tsunami Didahului Fenomena dan Tanda Alam Sebelumnya, Nenek Moyang sudah Mewanti-wanti Begini

5 Oktober 2020, 12:57 WIB
14 wilayah ini dapat berpotensi tsunami. * /Galih Nur Wicaksono/Pikiran Rakyat Bogor

LINGKAR KEDIRI - Kabar gempa bumi dan tsunami setinggi 20 meter akan menyerang pantai selatan pulau Jawa dan beberapa titik di Indonesia sedang menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat dan publik. Namun apakah Anda sadar, sebelum tsunami menerjang, ada beberapa fenomena dan tanda alam yang muncul, simak penjelasan berikut.

Dibalik keindahan alamnya, banyak sejarah fenomena alam di Negara Indonesia yang masih melekat. Namun dengan banyaknya bencana alam yang hampir terjadi tiap tahunnya,  muncul terlebih dahulu fenomena dan tanda alam sebelum terjadi bencana, salah satunya bencana gempa bumi dan tsunami.

Tak terhitung jumlahnya, jajaran pulau-pulau di tanah air ini pasti tak luput dari dengan gempa dan tsunami.

Baca Juga: Jokowi: Jangan Sok-sokan Lockdown, Apakah Ditujukan Kepada Anies Baswedan? Simak Penjelasan Berikut

Baca Juga: Tudingan Manipulasi Data Kematian Covid 19 di Rumah Sakit oleh Moeldoko, Simak 6 Faktanya

Tak dapat dipungkiri, bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sudah mewanti-wanti terkait fenomena alam yang disertai pertandanya sebelum hal tersebut terjadi.

Menariknya, prediksi dari leluhur kita itu hampir selalu benar, bahkan dapat dijelaskan secara logis. Sehingga dapat menjadi rujukan untuk kewaspadaan lebih awal, paling tidak untuk berjaga-jaga.

Dibalik kecanggihan teknologi modern saat ini, entah itu seismograf atau alat peringatan dini tsunami yang terpasang dan menyebar di laut, memang bisa diharapkan untuk melihat fenomena dan tanda-tanda alam yang akan mengawali gelombang tsunami pasca gempa bumi terjadi.

Baca Juga: Netizen Kecewa Usai Prakerja Gelombang 10 Diumumkan, Dinilai Tak Tepat Sasaran, Simak Penjelasannya

Namun yang pasti, warisan petuah leluhur kearifan lokal seperti harus segera mencari tempat tinggi setelah gempa adalah salah satu contoh majunya pemikiran mereka jaman dulu yang belajar dari pengalaman.

Gelombang tsunami di Pulau Jawa sudah terjadi lama dan akan terus berulang khususnya di garis pantai selatan pulau Jawa. Banyak fenomena alam dan pertanda yang akan menjadi peringatan dini untuk kita waspada. 

Tsunami di pantai selatan pulau Jawa sempat menjadi heboh tentang adanya jurnal dan penelitian soal tsunami di pantai selatan Jawa. Pakar dari Institut Teknologi Bandung atau ITB yang mengawali riset ini meskipun bukan hal baru lagi. Untuk itu perlu mengenal tanda alam yang menunjukkan adanya tsunami besar.

Baca Juga: Terungkap! Pelaku Pengunggah Kolase Foto Ma'ruf Amin Kakek Sugiono Adalah Ketua MUI di Tanjungbalai

Tsunami setinggi 20 meter di pantai selatan pulau Jawa menjadi bahasan yang sangat penting dalam riset ITB tersebut. Bukan hal yang menakutkan untuk dibahas namun lebih kepada kewaspadaan masyarakat tentang bahayanya dan mengenal tanda alam sebelum kejadian. 

Dengan adanya riset tersebut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan jika kemungkinan tsunami di pantai selatan pulau Jawa itu ada, namun perlu juga ada kajian mendalam lagi dan tentu saja fenomena dan tanda alam harus dilihat.

BMKG juga menggaris bawahi jika riset yang dilakukan ITB seperti ini belum tentu terjadi setidaknya dalam waktu dekat. Justru dengan adanya riset tersebut harapannya masyarakat lebih tahu soal bahaya Tsunami beserta tanda alam yang mengikuti.

Baca Juga: Hai ARMY! BTS Resmi Perform di Billboard Music Awards 2020 loh, Yuk Simak

Tsunami setinggi 20 meter mungkin akan membuat masyarakat panikdan terlihat menakutkan, tapi jika pun terjadi itu hanyalah skenario terburuk. Tsunami setinggi 20 meter akan terjadi jika segmen yang selama ini terkunci di selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur terlepas secara persamaan.

Untuk menenangkan masyarakat dan agar tidak terlalu takut kemudian BMKG beserta beberapa tokoh juga telah menghimbau agar masyarakat lebih tenang, namun tetap waspada dengan membekali diri mengenai cara mitigasi atau evakuasi dan hal-hal yang harus dilakukan jika bencana tsunami benar terjadi.

Saat ini tengah dilakukan upaya mitigasi bencana, beberapa tim peneliti sedang melakukan penelitian lanjutan, seperti yang dilaksanakan tim peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) yang kini mengembangkan sistem guna pendeteksi dini gempa.

Baca Juga: Eiichiro Oda Sakit, Komik One Piece Chapter 992 Ditunda Hingga 16 Oktober 2020

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) Lumajang, Jawa Timur juga membagikan informasi mengenai tanda-tanda alam untuk diwaspadai sebagai alarm bencana tsunami. Berikut ini tanda alam yang selalu mengikuti sebelum tsunami datang:

Tanda Pertama

Dapat dilihat dari prilaku burung-burung laut yang terbang ke daratan, kejadian itu adalah salah satu pertanda bahaya terjadinya tsunami. Dikarenakan insting hewani burung sangat peka.

Baca Juga: Donald Trump Positif Covid-19, Sontak Dolar AS dan Yen Jepang Langsung Melejit, Ada Apa?

Tanda Kedua

Surutnya mata air di sumur rumah warga yang berada disepanjang bibir pantai secara mendadak dan diiringi surutnya air laut secara tiba-tiba.

Melansir laman PR Bandung Raya dalam artikelnya "Kenali Tanda-tanda Alam jika Akan Terjadi Bencana Tsunami dalam Waktu Dekat" pada 5 Oktober 2020, mengemukakan bahwa "Burung-burung laut terbang ke darat dan air sumur masyarakat terutama masyarakat di sekitar pantai, harus ada siskamling saat ini," ucap Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana dan Logistik, Wawan HS pada Selasa, 29 September 2020.

Baca Juga: Bantah Moeldoko, Tengku Zulkarnain: Buat Partai Tunggal Saja Kaya Korut

Wawan sangat berharap, masyarakat bisa melaksanakan siskamling terutama masyarakat yang tinggal di Desa Tangguh Bencana (Desana).

Desana yang dimaksud adalah daerah dikawasan pantai yang sudah disiapkan alat Early Warning System (EWS) atau sirine yang telah ditempatkan di masing-masing titik terdampak tsunami.

Nantinya, sirine tersebut ditempatkan ditempat umum seperti Masjid dan Balai Desa.

Baca Juga: Dicaci Maki Kapolres, AKP Agus Polres Blitar Menangis Usai Ajukan Resign dari Polri

"Selain itu di masing-masing titik juga sudah disiapkan Warning Receiver System (WRS) untuk memonitor gempa yang terjadi diseluruh Indonesia selama 24 jam penuh oleh personil," pungkasnya.***(Ninda Fajriati/PR Bandung Raya)

 

 

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: PR Bandung Raya Semarangku (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler