Penyusup Laut Natuna, DFW: Kapal Vietnam Sering Melawan dan Menabrakkan Diri ke Aparat

29 Oktober 2020, 13:53 WIB
Kapal berbendera Vietnam ditangkap di Laut Natuna Utara oleh TNI AL. /Puspen TNI

LINGKAR KEDIRI - Kasus pencurian ikan oleh Kapal Ikan Asing (KIA) dengan bendera Vietnam meningkat dalam lima bulan ini.

Otoritas pemerintah Indonesia diminta untuk meningkatkan pengawasan dan intensitas operasi pengawasan di Laut Natuna Utara.

Dalam Catatan Destructive Fishing Watch (DFW) periode Juni-Oktober 2020 dari 31 kapal asing ilegal yang berhasil ditangkap kapal pengawasan milik KKP, Bakamla dan Angkatan Laut, terdapat 21 kapal ikan asing milik Vietnam.

Baca Juga: Chelsea Berhasil Unggul 4-0 Point Dari Krasnodar di dalam Liga Champions

Baca Juga: Jessica Iskandar Sabet 2 Penghargaan Silet Award Karena Masa Lalunya

Moh Abdi Suhufan selaku Koordinator Nasional DFW-Indonesia berpendapat bahwa meningkatnya aksi pencurian oleh kapal Vietnam perlu mendapat perhatian oleh pemerintah Indonesia.

“Kami mencatat penangkapan yang dilakukan oleh aparat Indonesia Sering kali mendapat perlawanan oleh kapal Vietnam dengan menabrakan diri, ini berbahaya dan perlu antisipasi yang tinggi,” ujar Abdi dalam pernyataan resminya pada Rabu, 28 Oktober 2020, dikutip dari laman RRI.

Abdi menjelaskan, Laut Natuna semakin rawan karena akhir akhir ini terjadi peningkatan eskalasi di Laut Cina selatan.

Baca Juga: Tindakan 'Menghina Islam' Presiden Prancis Menuai Kecaman, Warganya Jadi Korban

Pemerintah perlu merespon secara teliti dan tegas sebab selain pencurian ikan, juga terjadi pelanggaran kedaulatan dengan masuknya kapal China di wilayah laut Indonesia.

“Terdapat dua hal yang terjadi di Laut Natuna, pencurian ikan oleh kapal Vietnam dan Pelanggaran kedaulatan oleh kapal China,” ucapnya.

Disisi lain Muh Arifudin, peneliti DFW-Indonesia menambahkan, kerawanan pencuri ikan di Natuna perlu direspon dengan meningkatkan pengawasan.

Baca Juga: Klasemen Grup Liga Champions Terbaru, Usai Pertandingan Rabu Dinihari

Ia pun juga menjelaskan bahwa kombinasi patroli laut dan udara perlu dilakukan oleh unsur pengawasan Indonesia.

Arif memberi saran agar patroli dan latihan gabungan militer Indonesia perlu dijadwalkan secara rutin agar kehadiran unsur militer Indonesia bisa ditunjukkan.

“Indonesia tidak bisa pasif dan berdiam diri dengan maraknya pencurian ikan dan pelanggaran kedaulatan di Natuna,” ujarnya.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler