Tanggapan BMKG Mengenai Isu Suhu Udara Panas yang Terjadi di Indonesia 

14 November 2020, 16:10 WIB
Ilustrasi gelombang panas laut di California. /PEXELS/Oliver Sjöström

LINGKAR KEDIRI – Baru-baru ini telah beredarnya pesan berantai melalui media sosial mengenaiadanya gelombang panas.

Gelombang itu melanda Indonesia dengan tingkat suhu siang hari ini mencapai 40 derajat celcius.

Hingga beredar anjuran menghidari minuman dingin. Hal ini tentu saja membuat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bergerak untuk menyikapi masalah tersebut.

Baca Juga: Bohong Besar, Jika Ada yang Mengaku Membantu Kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia, Simak Beritanya

Kepala BMKG Pusat Prof Dwikorita Karnawati pada Sabtu 14 November 2020 mengatakan bahwa berita yang beredar ini tidak tepat. Kondisi suhu panas dan terik tidak dapat dikatakan sebagai gelombang panas.

Dalam ilmu klimatologi pengertian gelombang panas sendiri didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa dirasa.

Hal ini kerap berlangsung setidaknya selama kurun waktu lima hari berturut-turut atau lebih sesuain dengan batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO disertai dengan adanya kelembaban udara yang tinggi.

Dapat dikatakan sebagai gelombang panas apabila suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum setiap hari melebihi ambang batas statistik.

“Apabila suhu maksimum terjadi dalam rentang rata-rata dan tidak berlangsung lama dapat dikatakan sebagai gelombang panas,” ucap Dwi.

Baca Juga: Anggaran Bantuan Sosial 2021 Ditambah Rp30,5 Trilliun, Mensos: Ada Kenaikan yang Cukup Besar

“Gelombang panas umumnya terjadi dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi pada suatu area secara persisten setiap harinya,” lanjut Dwi.

Pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan terjadi pada sistem tekanan tinggi. Sehingga termampat dan suhu udara meningkat.

Jika pusat tekanan atmosfer tinggi maka akan menyulitkan aliaran udara lain masuk ke area tersebut.

Apabila semakin lama sistem tekanan ini berkembang di suatu area, maka suhu panas di daerah tersebut juga meningkat.

BMKG terus melakukan pantauan terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia. Dalam Pantauan tersebut BMKG menjelaskan suhu pada siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Ini Biodata ENHYPEN, Tujuh Pangeran Tampan dari Korea

Tercatat suhu wilayah Bima, Sabu, dan Sumbawa mencapai 36 derajat celcius pada 12-11-2020.

Suhu tertinggi terjadi di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima mencapai 37.2 derajat celcius.

“Catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini,” tutur Dwi.

Ia berpendapat suhu maksimum meningkat dalam beberapa hari setidaknya disebabkan oleh beberapa hal.

Pada bulan November, gerak semu matahari tepat diatas Pulau Jawa menunjukkan posisi 23 lintang selatan setelah meningggalkan ekuator.

Posisi semu ini akan terjadi dua kali yaitu bulan November dan April yang menyebabkan puncak suhu maksimum mulai dari Jawa hingga NTT terjadi dibulan-bulan tersebut.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler