Fakta Miris! Laporan Media Asing Bongkar Banyaknya Perempuan Indonesia Terlibat Terorisme dan Serangan Bom

- 28 Mei 2021, 20:02 WIB
Perempuan bercadar yang diidentikan dengan pelaku serangan teroris dan pengeboman di sejumlah wilayah Indonesia
Perempuan bercadar yang diidentikan dengan pelaku serangan teroris dan pengeboman di sejumlah wilayah Indonesia //Pexels/Yasin Gundogdu

Pada awalnya dilaporkan secara luas, dan mungkin diasumsikan, bahwa pelaku pernah menjadi seorang pria.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak perempuan Indonesia yang terlibat dalam serangan kekerasan di seluruh nusantara, terutama setelah kembalinya orang-orang yang dilatih di bawah ISIL (ISIS) di Suriah dan pembentukan kelompok yang berafiliasi dengan ISIL seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"ISIS menciptakan struktur izin untuk memasukkan wanita dalam peran yang lebih di garis depan," kata Judith Jacob, seorang analis terorisme dan keamanan di London School of Economics, kepada Al Jazeera.

“Dengan mendorong serangan oportunistik dan seruan umum bagi pendukung untuk melakukan apa yang mereka bisa, ini membuka pintu bagi perempuan untuk berpartisipasi lebih siap daripada di bawah struktur komando dan kontrol sebelumnya yang mempromosikan hierarki formal yang pada akhirnya mengecualikan perempuan.”

Baca Juga: Kisah Mengejutkan! Pria ini Beberkan Saat Mati Suri 3 Hari, Ungkap Perjalanan Gaib Di Padang Pasir Berkabut

Di seluruh nusantara sejak pengeboman Maret di Makassar dan serangan di Jakarta, di tengah spekulasi bahwa Aini lebih mudah masuk ke Mabes Polri karena dia perempuan.

Serta penyerangan Aini di Mabes Polri yang berakhir dengan ditembak hingga tewas oleh petugas polisi di TKP, Katedral Hati Kudus Yesus di Makassar, Sulawesi diserang seminggu sebelum Paskah oleh dua pelaku bom bunuh diri yang pernah menikah hanya tujuh bulan.

Pada tahun 2018, sebuah gereja di Surabaya di pulau Jawa juga diserang oleh sepasang suami istri beserta keempat anaknya, dan tim suami istri lainnya menyerang sebuah katedral di Jolo, Filipina pada tahun 2019. Sedikitnya 20 orang tewas.

Dalam serangan itu dan puluhan lainnya luka-luka.

Semua perempuan yang terlibat dalam serangan itu diduga terkait dengan JAD, yang terkadang dijuluki "ISIL Asia Tenggara".

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Ringtimes BALI (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah