Fakta Miris! Laporan Media Asing Bongkar Banyaknya Perempuan Indonesia Terlibat Terorisme dan Serangan Bom

- 28 Mei 2021, 20:02 WIB
Perempuan bercadar yang diidentikan dengan pelaku serangan teroris dan pengeboman di sejumlah wilayah Indonesia
Perempuan bercadar yang diidentikan dengan pelaku serangan teroris dan pengeboman di sejumlah wilayah Indonesia //Pexels/Yasin Gundogdu

Menurut Jacob, penting untuk tidak mengabaikan serangan semacam itu atau berspekulasi bahwa perempuan yang terlibat hanya mengikuti perintah dari laki-laki.

“Jelas ada banyak dimensi dalam hal ini, tetapi hal pertama yang harus disingkirkan adalah gagasan seksis yang mengerikan bahwa para wanita ini dibujuk atau dipaksa untuk berpartisipasi,” katanya kepada Al Jazeera.

“Para wanita ini aktif dan bersedia berpartisipasi dengan hak mereka sendiri dan selalu menjadi bagian integral dari militansi Islam di Indonesia. Perbedaannya sekarang adalah pergeseran ke peran yang lebih aktif atau 'garis depan'. ”

Menyusul penyerangan di Mabes Polri, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggambarkan Aini sebagai serigala tunggal.

Baca Juga: Mengejutkan! Puluhan Tahun Kedepan Peradaban Manusia Akan Punah, Penelitian Pakar Ungkap Karena Hal ini

Meskipun dalam surat yang ia tulis kepada orang tua dan saudara-saudaranya,

Ia menyertakan manifesto bergambar pendek di mana ia mengamuk terhadap anggapan Lembaga-lembaga Islam seperti pemilihan umum yang bebas, bank non-Syariah dan pegawai negeri, termasuk mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang dikenal sebagai Ahok.

Dia juga memposting bendera ISIL di Instagram sebelum serangan itu dan membeli senjata yang dia gunakan dari seorang pria di provinsi Aceh yang merupakan anggota JAD dan telah dihukum karena terorisme.

Noor Huda Ismail, mantan anggota kelompok garis keras Darul Islam yang sejak itu mendirikan Institute for International Peace Building dan menjalankan program dan lokakarya deradikalisasi di seluruh Indonesia, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa media sosial telah berperan dalam pergerakan perempuan ke dalam kekerasan langsung.

“Secara historis di Indonesia, peran perempuan lebih suportif dan tidak terlibat langsung dalam terorisme meski mereka adalah bagian dari keluarga teroris,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Ringtimes BALI (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah