LINGKAR KEDIRI – Mutasi virul corona satu Tahun terahir ini menjadi semakin banyak dan memiliki tingkat berbahaya yang semakin bertambah.
Di Indonesia saat ini sedang mengalami lonjakan kasus covid19 yang sangat tinggi dengan rata-rata korban terpapar virus varian Delta dan Delta Plus.
Varian Delta memiliki penularan lebih cepat jika dibandingan varian-varian sebelumnya, Alpha hingga Gamma.
Belum selesai dengan varian Delta, kini telah muncul mutasi virus corona baru, yaitu varian Lambda.
Baca Juga: Merusak Dengan Merekayasa Virus, Bill Gates: Korban Tewas Bahkan Lebih Besar
Diketahui varian Lambda pertama kali ditemukan di Peru pada Agustus 2020 silam, dan sekarang sudah ditemukan di 29 negara di seluruh penjuru dunia.
Menurut profesor epidemiologi dari University of North Carolina, Rachel Graham, mutasi Lambda terjadi dalam protein lonjakan sel virus corona, atau bagian sel yang menempel pada inang dan memungkinkan replikasi.
Melansir dari Rappler, varian lambda mulai jadi perhatian organisasi kesehatan dunia (WHO) sejak 14 Juni 2021 lalu.
Namun, sejumlah peneliti mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyebut varian Lambda akan menjadi karakter jahat terbesar berikutnya, dalam pandemi.
Varian Lambda sangat menular
Berdasarkan sebuh penelitian pada Juli 2021 di Chilli, mutasi L45Q2 yang ditemukan pada varian Lambda terbukti meningkatkan infektivitas virus.