WHO dalam laporannya pada pertengahan Juni menyebut Lambda telah dikaitkan dengan tingkat substantif penularan komunitas di beberapa negara, dengan peningkatan pravelensi dari waktu ke waktu.
Peneliti Chili juga menyebut infektivitas Lambda lebih tinggi dibandingkan varian Alpha dan Gamma. Di Amerika Serikat, varian ini meningkatkan infektivitas virus hingga dua kali lipat.
Resistensi vaksin
Selanjutnya pada penelitian di Chili menunjukkan varian Lambda justru akan menghindari antibodi vaksin.
"Hasil kami menunjukkan bahwa mutasi yang ada dalam protein lonjakan varian Lambda yang diminati memberikan peningkatan infektivitas dan pelepasan kekebalan dari antibodi penetral yang ditimbulkan Coronavac," ungkap penelitian tersebut.
Oleh sebab itu, para ahli harus melakukan pengawasan genomik yang ketat, dan menyertai program vaksinasi negara-negara dengan penularan Covid-19 tinggi.
Bisa jadi ancaman potensial manusia
Tak hanya itu, peneliti dari Universitas Tokyo Kei Sato mengatakan bahwa varian Lambda dapat menjadi ancaman potensial bagi manusia.
Hal itu tak lain karena varian Lambda memiliki kemampuan untuk menghindari kekebalan pada pasien yang sebelum terinfeksi.