8 Fakta TNT! dari Ledakan Beirut Sampai Latihan Paskhas TNI AU Barusan yang Gegerkan DKI Jakarta

- 22 September 2020, 12:25 WIB
Ilustrasi Bahan Peledak TNT
Ilustrasi Bahan Peledak TNT /PNGGuru/PNGGuru.com

LINGKAR KEDIRI - pernah mendengar TNT? Mungkin tidak asing bagi Anda yang pernah memainkan game kawakan di PlayStation 1 atau menonton film kartun seekor kalkun yang larinya sangat kencang dalam serial 'Roadrunner'.

TNT, baru saja mengheohkan sebagian warga DKI Jakarta dengan suara dentuman sejak 20 hingga 21 September 2020.

Bom tersebut digunakan dalam tradisi penerimaan prajurit baru di Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU di Bandara Halim Perdanakusuma.

Baca Juga: Dentuman DKI Jakarta Terkuak! Ternyata Misteri Suara Dentuman itu Bersumber dari Paskhas TNI AU

Baca Juga: Dentuman Kembali Terjadi di Sekitar Jakarta, Darimana Sumbernya? BMKG: Belum Tahu, Dugaan dari Petir

Pada kenyataannya, bom TNT itu sudah dikenal masyarakat luas dari dulu dan salah satu fungsi utamanya adalah sebagai bahan peledak.

Apakah anda ingat pada tragedi ledakan besar di Beirut, Lebanon bulan lalu?

Pada Selasa, 4 Agustus 2020, yang menewaskan lebih dari seratus orang, disebut setara dengan ratusan ton TNT oleh para ahli.

Tenang, ledakan tersebut hanya perumpamaan saja.

Baca Juga: Trump Dikirimi Paket Berisi Racun Mematikan! Sekali Hirup, Racun 'Risin' itu Dapat Mematikannya

Ton TNT adalah satuan energi yang ditentukan oleh konversi tersebut sebagai 4.184 gigajoule, yang merupakan perkiraan energi yang dilepaskan dalam peledakan satu metrik ton TNT. Dengan kata lain, untuk setiap gram TNT yang meledak, 4184 joule energi dilepaskan.

Pantas saja, ledakan tersebut juga tercatat sebagai gempa Bumi berkekuatan 3,3 SR dan efek ledakannya dirasakan bermil-mil jauhnya dari lokasi ledakan.

Kembali ke topik, dalam artikel ini, 6 fakta dari bom TNT ini yang mungkin saja belum kamu ketahui. Yuk Cek!
 
 
1. Singkatan dari TriNitroToluena

TNT adalah singkatan dari senyawa kimia dengan nama IUPAC 2,4,6-Trinitrotoluene dan rumus kimia C6H2(NO2)3CH3.

Senyawa kimia ini memiliki warna kuning pucat. TNT memiliki bentuk padat pada suhu normal dan akan melebur (menjadi wujud cair) pada suhu 81 derajat celcius. 

Dilihat dari struktur molekul kimianya, TNT mengandung senyawa karbon, nitrogen, dan oksigen yang jika terbakar akan menghasilkan senyawa gas yang stabil (CO, NO2, dan CO2) dan energi.

Baca Juga: Pengumuman Prakerja Gelombang 9, Simak Bocorannya! Cek Secara Berkala Website atau SMS yang Masuk

Selain itu TNT memiliki kecepatan Detonasi (kecepatan gelombang kejut yang dihasilkan sesaat setelah ledakan) sebesar 6.490 m/s, jika dibandingkan dengan gasolin dengan kecepatan Detonasi hanya 1.680 m/s. Hal ini membuat TNT cocok sebagai bahan peledak.

2. Digunakan militer hingga pertambangan

Ilustrasi Penggunaan Bahan Peledak di Pertambangan
Ilustrasi Penggunaan Bahan Peledak di Pertambangan The Image Bank

TNT adalah salah satu bahan peledak yang paling umum digunakan untuk aplikasi militer, industri, dan pertambangan.

TNT telah digunakan dalam hubungannya dengan rekahan hidrolik, sebuah proses yang digunakan untuk mengambil minyak dan gas dari formasi serpih.

Teknik ini melibatkan pemindahan dan peledakan nitrogliserin dalam rekahan yang diinduksi secara hidrolik diikuti dengan pelubangan permukaan menggunakan TNT yang diracik.

Baca Juga: Aib dan Foto Masa Lalu Pelakor Laeli Atik Mutilasi Kalibata City, Dibongkar oleh Mantan Istri Pelaku

3. Dulunya hanya digunakan sebagai bahan cat

Ilustrasi Serbuk TriNitroToluena
Ilustrasi Serbuk TriNitroToluena prvaiskra-namenska.com

Senyawa ini pertama kali ditemukan oleh seorang kimiawan asal Jerman bernama Julius Wilbrand pada tahun 1863. Namun, aplikasi pertama dari senyawa ini bukanlah sebagai bahan peledak melainkan bahan pembuatan cat berwarna kuning.

Penggunaan TNT sebagai peledak menjadi marak digunakan oleh tentara pada tahun 1902 saat perang dunia 1, khususnya sebagai isi peluru artileri penyerang kapal Inggris yang terkenal dengan pelindung baja yang kokoh.

Penggunaan TNT ini segera diadopsi oleh tentara Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya. Namun, penggunaan TNT yang masif terutama pada saat perang dunia kedua membuat pasokan TNT menjadi tidak cukup sehingga dikembangkan berbagai senyawa turunan TNT yang diperoleh dengan mencampur bahan lain.

Baca Juga: Balas Malaysia, Filipina Bersumpah untuk Merebut Sabah demi Kehormatan Negara

4. Memiliki banyak senyawa turunan

TNT Memiliki Banyak Senyawa Turunan
TNT Memiliki Banyak Senyawa Turunan Researchgate.net

Dikarenakan kebutuhan TNT yang tinggi, membuat pasokan TNT menjadi tidak cukup sehingga dibuatlah berbagai jenis turunan TNT seperti Amatex, Amatol, Baratol, dll.

Pada masa perang dunia dua, senyawa turunan Amatol yang diperoleh dengan mencampur Amonium Nitrat adalah yang paling sering digunakan.

Daya ledak yang dihasilkan tidak kalah dari TNT, tetapi Amatol memiliki sifat higroskopis (mengikat air di udara) sehingga mudah rusak.

Baca Juga: Janda Bolong Harganya Ngalahin Mobil LCGC, Tembus Ratusan Juta! ini Manfaat dan Cara Merawatnya

Selain sebagai peledak saat perang dunia, berbagai turunan TNT juga banyak digunakan sebagai bahan peledak dengan kekuatan yang lebih rendah.

Salah satu contohnya adalah Minol yang merupakan turunan dari Amatol setelah ditambahkan alumunium bubuk. Minol ini sering digunakan sebagai bahan peledak di dalam tambang.

5. Menjadi standar penentuan daya ledak

Ilustrasi Kekuatan Ledakan TNT
Ilustrasi Kekuatan Ledakan TNT popularmechanics.com

Daya ledak TNT menjadi standar dalam menentukan daya ledak senyawa lainnya.

Baca Juga: Mantap, Langsung Nikah! Kenalannya Lewat HP lalu Pacaran Empat Hari, Siswa SMP Jalani Nikah Dini

Metode penentuani dikenal dengan nama TNT Equivalent yang artinya energi yang dilepaskan oleh sebuah ledakan jika dibandingkan dengan 4.184 Joule energi dari 1 gram TNT yang dilepaskan.

TNT menjadi standar acuan daya ledak dengan pertanyaan "seberapa banyak TNT yang diperlukan untuk membuat ledakan tersebut?".

Sebagai contoh ledakan bom nuklir di Hiroshima memiliki daya ledak setara 15 ribu Ton TNT. Artinya, ledakan itu menghasilkan sekitar 63 TeraJoule energi (setara dengan 63.000.000.000.000/ 63x10^12 Joule).

Baca Juga: China Siap Invasi Taiwan Saat AS Tiba di Taipei, Xi Jinping: Perintahkan Angkatan Perang!

6. Cara membuat TNT

Ilustrasi Pembuatan TNT
Ilustrasi Pembuatan TNT 3D Warehouse

Membuat TNT memiliki 3 tahap. Pertama, Toluena sebagai bahan dasar dinitrasi dengan asam nitrat dan asam sulfat. Proses ini akan membentuk senyawa mono nitrotoluena (MNT) dan hasil samping berupa air.

Kedua, MNT yang diperoleh disisihkan dari zat-zat pengotor kemudian dilakukan nitrasi kembali dengan larutan yang sama. Proses ini akan menghasilkan dinitrotoluena (DNT).

Ketiga, DNT yang diperoleh kembali dilakukan nitrasi dan menghasilkan trinitrotoluena (TNT). Pada dasarnya, proses ini bertujuan menambahkan gugus kimia nitro (NO2) ke senyawa toluena.

Baca Juga: China dapat Sekutu, Pakistan Siap Perang Nuklir Terhadap India disaat Klaim Nine Dash Line Memanas

Toluena yang menjadi bahan baku TNT ini sebetulnya adalah produk samping dari industri kelapa sawit dan gasolin. Meski begitu, pada masa perang dunia dua membutuhkan toluena dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah berbagai produk turunan TNT agar suplai toluena tetap terjaga.

7. TNT beda dengan Dynamite

 

Jika TNT digunakan untuk membuat bom dan untuk aplikasi militer lainnya, karena stabil dibandingkan dengan bahan peledak lainnya.

TNT dapat digunakan hanya untuk bahan peledak, atau dicampur dengan senyawa lain untuk menyiapkan bahan peledak.

Reaksi ledakan TNT disebabkan oleh dekomposisi TNT pada saat ledakan.

Baca Juga: Potensi Tsunami Pantai Selatan Jawa dengan Tinggi 20 M, Begini Penjelasan dan Riset Pakar ITB

Nah, Dynamite adalah bahan yang sangat mudah meledak, karena memiliki kandungan nitrogliserin yang direndam dalam zat seperti tanah liat, bubur kayu dll.

Dynamite memiliki tiga komponen, nitrogliserin, satu bagian tanah diatom, dan campuran kecil natrium karbonat. Campuran ini kemudian dibungkus dengan tongkat sehingga mendapat bentuk tongkat pendek.

Campuran tersebut menghasilkan energi yang sangat tinggi dan sangat mudah meledak. Dynamite digunakan untuk berbagai keperluan seperti, menyebabkan ledakan di pertambangan, industri konstruksi, dll. Namun, mereka tidak digunakan untuk keperluan militer karena ketidakstabilan.

Baca Juga: 5 Kendala BLT BPJS Ketenagakerjaan Tak Bisa Dicairkan, Calon Penerima Harus Cek Ulang Segera Mungkin

Dynamite sangat peka terhadap guncangan. Seiring waktu, itu menurun dan berubah menjadi bentuk yang lebih tidak stabil. Karena itu, mereka menjadi sangat berbahaya untuk digunakan dan dimobilisasi.

8. Canary girls

Canary Girls pada Perang Dunia Pertama, Membuat Kulit Mereke Menguning
Canary Girls pada Perang Dunia Pertama, Membuat Kulit Mereke Menguning thevintagenews.com

Pada masa perang dunia, para pekerja wanita di Amerika Serikat yang bertugas mengurus cangkang artilleri berisikan TNT dipanggil dengan nama Canary girls. Nama ini berasal dari burung Canary yang digunakan oleh penambang untuk mendeteksi adanya karbon monoksida. 

Panggilan Canary girls digunakan karena para pekerja tersebut memiliki kulit berwarna kuning kecoklatan, sama seperti burung Canary yang berwarna kuning. Hal ini diakibatkan senyawa TNT bereaksi dengan pigmen di kulit.

Baca Juga: Janda Bolong Harganya Ngalahin Mobil LCGC, Tembus Ratusan Juta! ini Manfaat dan Cara Merawatnya

Kondisi ini bahkan juga dialami bayi yang dilahirkan oleh para Canary girls, di mana bayi tersebut memiliki kulit berwarna kuning sejak lahir. Meski begitu, kondisi kulit berwarna kuning ini tidak membahayakan kesehatan untuk sang ibu maupun bayi dan akan hilang seiring berjalannya waktu.

Nah, jadi itulah 6 fakta peledak TNT yang mungkin belum kamu ketahui. TNT adalah peledak yang sangat lumrah dipakai saat masa perang dunia, terutama ketika perang dunia 2. Meski begitu, TNT sampai saat ini masih dipakai khususnya di pertambangan dan kontruksi bangunan.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Wikipedia Suara id.bccrwp.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x