Baca Juga: Krisis Pangan, Timor Leste Konsumsi Beras Pecah Minim Gizi
“Sebagian belanja non K/L utamanya penanganan COVID-19 itu melonjak sebesar Rp460 triliun dibandingkan 2019 yaitu Rp375,9 triliun. Berarti terjadi kenaikan 22,4 persen,” jelasnya.
Untuk belanja K/L meliputi belanja pegawai Rp160,5 triliun atau 62,5 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp256,6 triliun dan terkontraksi 3,5 persen (yoy) karena adanya perubahan kebijakan pembayaran THR dan Gaji ke-13.
Kemudian belanja barang Rp159 triliun atau 58,5 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp271,7 triliun turut terkontraksi hingga 8,4 persen (yoy) yang dipengaruhi oleh kebijakan pembatasan sosial dan WFH.
Baca Juga: Astaga! Nunung Srimulat Positif Covid-19
Baca Juga: Begini Kata BMKG Soal Banjir Bandang di Sukabumi
Hal itu membuat realisasi untuk perjalanan dinas turun 62,6 persen yaitu dari Rp25,4 triliun menjadi Rp9,5 triliun dan belanja operasional turun 19,3 persen dari Rp79,8 triliun menjadi Rp64,4 triliun.
Belanja modal terealisasi Rp58,6 triliun atau terkontraksi 7,1 persen karena adanya restrukturisasi proyek dalam rangka refocusing atau realokasi penanganan COVID-19 serta pembatasan sosial.
Belanja bantuan sosial terealisasi Rp139,1 triliun atau 81,5 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp170,7 triliun dan mampu tumbuh hingga 76,9 persen.
Baca Juga: 8 Fakta TNT! dari Ledakan Beirut Sampai Latihan Paskhas TNI AU Barusan yang Gegerkan DKI Jakarta