Ancaman Tsunami di Pulau Jawa, BMKG: Bahwa Itu Terjadi Atau Tidak Kita Tidak Pernah Tahu

- 4 Oktober 2020, 04:34 WIB
Logo BMKG. (BMKG)
Logo BMKG. (BMKG) /BMKG

LINGKAR KEDIRI Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tidak lama lagi akan mengadakan pelatihan evakuasi tsunami guna menguji kesiapan sistem diseminasi, pengujian tersebut untuk mengantisipasi potensi gempa bumi disertai tsunami yang diberitakan mungkin akan terjadi di Selatan Pulau Jawa.

“Jadi dalam waktu dekat ini akan ada kegiatan Indian Ocean Wave Exercise 20 (IOWave20), itu simulasi,” ucap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, seperti dikutip dari Antara News.

Rahmat Trioyo juga mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut rutin dilaksanakan dua tahun sekali dan telah disiapkan sejak tahun 2019, kegiatan tersebut bertujuan untuk menguji sejauh mana kesiapan sistem diseminasi BMKG dalam menghadapi ancaman gempa bumi yang berpotensi tsunami.

Baca Juga: Kelola Keuanganmu di Usia 20-an Agar Tetap Aman Habis Gajian, Simak Caranya

“Jadi kalau ini tidak ada kaitannya dengan riset ITB (Institut Teknologi Bandung), sebenarnya kita sudah menyiapkan jauh hari sejak 2019. Kita sudah menyiapkan bahwa nanti di selatan Jawa akan ada skenario gempa yang magnitudonya 9.1. itu sudah kita siapkan jauh hari,” ucapnya.

Menanggapi hasil riset dari para pakar ITB yang menyebutkan, bahwa selatan Pulau Jawa berpotensi gempa dengan magnitudo 9.1 yang dapat menyebabkan gelombang tsunami hingga ketinggian 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di pantai selatan Jawa Timur.

Rahmat menjelaskan, rencana kegiatan simulasi BMKG tersebut telah direncanakan sejak lama dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan hasil riset ITB mengenai potensi tsunami di selatan Pulau Jawa.

Baca Juga: Ternyata Alam Juga Ikut Memberi Tanda, Jika Tsunami Pulau Jawa Akan Datang

“Itu agenda tahunan, kita sudah siapkan jauh-jauh hari, dan kebetulan skenarionya sama dengan skenario hasil riset ITB, karena mereka juga menggunakan data BMKG. Bukan karena ada viral itu terus kita membuat latihan, itu tidak,” tegasnya.

Sebelum itu, BMKG pernah membuat skenario untuk memprediksi potensi gempa bumi dengan magnitudo 9.1 pada kedalaman 10 kilometer di selatan Pulau Jawa.

Skenario tersebut guna menguji sejauh mana kesiapan sistem diseminasi BMKG dan menyempurnakan upaya mitigasi untuk kemungkinan potensi gempa yang menimbulkan tsunami. bukan untuk meresahkan masyarakat.

Baca Juga: Mengenai Potensi Gempa dan Tsunami di Selatan Pulau Jawa, Ketua MPR dan Perwakilan MUI Angkat Bicara

“Bahwa itu terjadi atau tidak, kita enggak pernah tahu, tetapi kesiapan dan kesiagaan itu penting. Dan untuk kita adalah menguji sistem yang ada di BMKG, khususnya diseminasinya,”ujarnya.

Dalam kegiatan yang hendak dilaksanakan, BMKG akan melakukan simulasi langkah-langkah evakuasi, jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Sehingga nantinya dapat ditangkap dengan baik oleh pemangku kebijakan kebencanaan di masing-masing daerah potensi terdampak tsunami.

“Jadi yang jelas di simulasinya seolah-olah ada gempa, baru kita proses, kemudian kita simulasikan. Dan yang terpenting, adalah informasi itu dipahami oleh stakeholder, pemangku kebencanaan di daerah,” ucapnya.

Baca Juga: Potensi Gempa 9,1 Magnitudo dan Tsunami 20 Meter Pulau Jawa, Simak Lanjutan dari Pakar

Ia membeberkan tentang pentingnya informasi peringatan dini kebencanaan yang bisa dipahami oleh Pemerintah Daerah (Pemda) agar bisa mengambil keputusan yang tepat.

“Itu yang kita uji, jadi jangan sampai kita memberikan informasi atau peringatan dini, tetapi pemdanya enggak paham terhadap informasi kita, sehingga mengambil langkah-langkah yang keliru,” tambahnya.

Dipelatihan evakuasi tersebut, BMKG akan memberikan peringatan dini bencana, bahwa akan terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami, BMKG juga akan mengirim besaran magnitudo , waktu kejadian, dan segala informasi terkait akan diberikan secara rinci di daerah-daerah yang terancam dampak bencana tersebut.

Baca Juga: Potensi Tsunami Pulau Jawa 20 Meter, BMKG: Pahami Cara Selamat

“Bahwa gempa nya terjadi jam sekian, magnitudonya sekian, yangg berikut daerah yang terancam. Misalnya Kabupaten/Kota yang terdampak disebutkan, misal levelnya awas, siaga, atau waspada dan jam waktu tiba tsunami juga disebutkan disitu. Sehingga BPBD paham terhadap informasi itu. Jangan sampai begitu kita kirim infonya, ternyata nggak paham. Jadi itu yang kita simulasikan,” tutup Rahmat Triyono.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bukan membuat kita panik, faktanya sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan gempa dan tsunami yang mengancam Pulau Jawa. Namun kewaspadaan masyarakat dan kepedulian pihak terkaitlah yang paling penting.***

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah