LINGKAR KEDIRI – Belakangan ini masyarakat digemparkan mengenai penelitian yang mengungkapkan adanya ancaman gempa dengan kekuatan magnitudo 9,1 yang berpotensi menyebabkan gelombang tsunami mencapai ketinggian 20 meter di selatan Pulau Jawa.
Penelitian tersebut dilakukan oleh para pakar Institut Teknologi Bandung (ITB), dan didukung oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beserta pihak terkait.
Menanggapi hasil penelitian tersebut, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro, mendukung penguatan kesiapsiagaan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang tinggal di negara rawan bencana.
Baca Juga: Real Madrid Kalahkan Barcelona Untuk Dapatkan Obrador
Faktanya, hampir seluruh wilayah di Indonesia masuk kedalam golongan sabuk api yang berpotensi bencana, baik bencana gempa bumi, gunung meletus, tsunami, ataupun hidrometeorologi. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia baiknya memahami ancaman tersebut dan membangun kesiapsiagaan terhadap bencana.
Sebagaimana diberitakan GALAMEDIA GRUP dalam artikel “Berisiko Terjadi Tsunami, Menristek Minta Masyarakat Bangun Kesiapsiagaan Terhadap Bencana”.
Baca Juga: Sah! Omnibus Law UU Cipta Kerja Resmi Diketok Palu oleh DPR
"Kita tidak bisa mengandaikan kita menahan bencana atau lari dari bencana, tapi bagaimana cara kita menghadapi bencana, baik dengan disiplin protokol terhadap kebencanaan plus kemampuan teknologi kita," kata Bambang tengah pekan lalu.
Upaya mitigasi bencana dibangun dari ilmu pengetahuan yang komprehensif dan utuh. Oleh dasar tersebut, berbagai hasil penelitian mengenai potensi bencana di Indonesia atau publikasi akademik, bertujuan untuk menciptakan dan memberikan pengetahuan yang sebesar-besarnya kepada masyarakat.