LINGKAR KEDIRI - Sebelumnya di musim panas, Manchester United (MU) mempertimbangkan dua nama pengganti pelatih Ralf Rangnick, yaitu Mauricio Pochettino dan Ten Hag.
Keberhasilan dan permainan indah yang dibawa pelatih Belanda ke Ajax selama bertahun-tahun membuatnya menjadi yang terakhir dipilih.
Baca Juga: Inilah Alasan MU Beralih Mengincar Kontrak Rabiot daripada Frenkie De Jong
Setelah membuat keputusan, keluarga Glazer dan CEO Richard Arnold dengan cepat memberikan lampu hijau. Hingga saat ini, periode transfer Ten Hag telah meraih banyak keberhasilan namun juga memiliki keterbatasan.
Kemunculan ahli strategi berusia 52 tahun itu membantu MU dengan cepat menuntaskan kesepakatan Lisandro Martínez, Tyrell Malacia, dan Christian Eriksen. Ia pun berhasil meyakinkan Steve McClaren, mantan pelatih timnas Inggris, untuk bekerja sama dengannya.
Baca Juga: Pendapatan Frenkie De Jong Membuat Tim Barca Sangat Menghawatirkan, Ada Apa?
Meski menambah dua nama berkualitas di lini pertahanan, tim Old Trafford belum mampu meningkatkan daya tembak para penyerang.
Kepergian Paul Pogba, Juan Mata, Jesse Lingard dan Edison Cavani membuat para personel di lini serang MU menjadi rapuh.
Ten Hag menargetkan Antony (Ajax), Benjamin Sesko (Salzburg) dan Hakim Ziyech (Chelsea) tetapi belum berhasil.
Baca Juga: Lionel Messi Kembali Bersinar, Setelah PSG Tak Hanya Mengandalkan Kemampuan Mbappe
Selain itu, kesepakatan Frenkie De Jong juga lambat laun menemui jalan buntu. Dalam wawancara dengan ESPN, ahli strategi berusia 52 tahun itu mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap jendela transfer ini.
Berlawanan dengan pembelian pemain, gaya kepelatihan dan manajemen ruang ganti mantan pelatih Ajax ini sangat impresif. Ten Hag menunjukkan kepribadian yang kuat, memastikan disiplin dan sangat ketat dengan tim.***