LINGKAR KEDIRI - Cristiano Ronaldo masih menjadi pencetak gol terbanyak, tetapi akhir-akhir ini, ia memiliki keterbatasan taktis dan fisik.
Musim lalu, pelatih Ralf Rangnick kesulitan mengatur taktik saat Ronaldo masuk skuat. Sedangkan, Manchester United (MU) tidak bisa bermain menekan seperti yang diinginkan pelatih asal Austria itu.
Pelatih Erik ten Hag menyadari hal yang sama. Dalam dua laga terakhir, Ronaldo duduk di bangku cadangan. Saat memasuki lapangan, kontribusinya sangat terbatas. Dan saat MU hendak mendatangkan Antony, peluang Ronaldo menjadi starter semakin menipis.
Ronaldo memulai karirnya sebagai pemain sayap belaka. Kecepatan dan teknik Ronaldo kemudian menjadi senjata yang berbahaya. Setelah itu, ia terutama beralih ke aktivitas di tengah. Ronaldo secara bertahap fokus pada tembakan.
Superstar Portugal menghilangkan inefisiensi, menyederhanakan larinya, tidak lagi mengandalkan sprint untuk mengalahkan full-back dan bekerja untuk mendapatkan tembakan sebanyak mungkin.
Namun, Ronaldo membawa paradoks. Dia mencetak lebih banyak gol daripada Harry Kane di Liga Premier musim 2021/22 (18 vs 17 gol - PV), tetapi tidak disambut oleh nama-nama besar di musim panas 2022.
Dalam 10 tahun terakhir, hanya 27 pemain di atas usia 35 yang bermain lebih banyak dari Ronaldo di 5 liga top Eropa. Namun, Ronaldo mencetak 59 gol, melampaui semuanya. Yakni Fabio Quagliarella (57 gol), Luca Toni (56 gol) atau Zlatan Ibrahimovic (46 gol).