Kini Hanya Dianggap Sebagai Pelengkap, Bamsoet Dorong Agar PPKn Kembali Jadi Mata Pelajaran Wajib

20 November 2020, 14:20 WIB
Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) RI, Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet. /Youtube/Bamsoet Channel

LINGKAR KEDIRI – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Bambang Soesatyo alias Bamsoet menilai Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki peran penting dalam membangun wawasan kebangsaan.

Karenanya, Bamsoet mendorong agar PPKn kembali menjadi mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan.

Menurut Bamsoet, kondisi saat ini di berbagai jenjang pendidikan menempatkan PPKn hanya sebagai mata pelajaran atau mata kuliah 'kelas dua'. PPKn hanya dianggap sebagai  mata kuliah 'pelengkap', bahkan dianggap kurang menarik serta membosankan.

Baca Juga: Jack Grealish, Bintang Baru Timnas Inggris Kini Jadi Sorotan

Baca Juga: Waduh! Ridwan Kamil Diperiksa dan Terancam Dicopot Jabatannya, Buntut Acara Rizieq Shihab di Bogor

Sedangkan, adanya pembelajaran PPKn diharapkan dapat membangun wawasan kebangsaan, membentuk, serta mengembangkan karakter dan jati diri bangsa.

Terlebih generasi muda memiliki peran selaku pewaris estafet kepemimpinan nasional agar selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal dan berpedoman kepada nilai-nilai luhur Pancasila.

Dalam pidatonya terkait kunci Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dalam rangka Milad ke-56 Prodi PPKn Universitas Riau, pada Kamis, 19 November 2020 kemarin, Bamsoet menilai terpinggirnya mata pelajaran PPKn merupakan tantangan yang harus dijawab dengan kreasi dan inovasi.

Baca Juga: Jungkook BTS Jadi Pria Terseksi di Dunia 'Sexiest Man Alive', Kebanggaan!

Sejumlah alternatif yang dapat dilakukan menurut Bamsoet adalah melalui penyegaran metode pembelajaran yang adaptif terhadap kemajuan zaman serta tidak bersifat dogmatis.

“Bencmark atau margin tolok ukur keberhasilan pembelajaran PPKn adalah ketika tumbuh kesadaran kolektif di lingkungan akademis bahwa program studi PPKn telah menjadi suatu kebutuhan, dan bukan keterpaksaan demi kewajiban pemenuhan SKS belaka,” tutur Bamsoet.

Melansir dari laman Antara, Bamsoet juga mengajak kepada mahasiswa sebagai generasi muda agar bisa mengoptimalkan perannya dalam penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jungkook Malu-malu Saat Mengatakan IU Tipe Idealnya, Ini Sederet Bukti Bahwa Jungkook Mencintai IU

Menurutnya terdapat berbagai hal yang dapat dilakukan oleh generasi muda di masa  pandemi Covid-19 ini. Diantaranya yang pertama adalah peran pemuda dalam mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi.

Terlebih mengingat adanya pandemi Covid-19 ini terjadi di mana kemajuan teknologi dan modernitas telah mempengaruhi tatanan pada semua sektor kehidupan.

Salah satu contohnya menurut penjelasan Bamsoet adalah dengan menyusun konten dan format sosialisasi penerapan protokol kesehatan (prokes).

Baca Juga: Kenapa Jerinx Divonis 14 Bulan Penjara? Kado Ultah Istri Pun Gagal Diberikan, Simak Kasus Lengkapnya

“Melalui berbagai platform dan medium yang kreatif sehingga lebih mempunyai daya tarik,” ucapnya.

Kedua, peran yang dapat dilakukan oleh pemuda adalah dengan memelopori lahirnya informasi yang sehat dan inklusif di tengah-tengah masyarakat.

Hal ini mengingat hadirnya era internet di mana hingga kuartal II 2020,  tingkat  penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen atau diakses oleh sekitar 196,7 juta orang.

Baca Juga: Hari Pria Internasional 2020: Sejarah dan Makna Hari Pria Internasional Kali Pertama Dirayakan

Oleh karenanya penyebarluasan informasi terkait penanganan pandemi Covid-19 melalui media online menjadi penting dan sangat krusial.

Menurut Bamsoet, peran generasi muda bukan hanya memberikan informasi akurat dan mendidik, akan tetapi juga mengimbangi dan menangkal informasi yang tidak benar (hoaks/hoax) tentang Covid-19.

“Ini penting, karena merujuk pada data Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga 21 Oktober  2020, tercatat ada temuan 2.025 hoaks terkait Covid-19,” ungkapnya.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler