Fakta Mengejutkan Prostitusi Dolly yang Abadi? Pengakuan PSK: Lokalisasi dan Prostitusi Adalah Ruh dan Tubuh

8 Juni 2021, 19:52 WIB
Ilustrasi Prostitusi /Pixabay/

LINGKAR KEDIRI - Salah satu prostitusi terbesar di Indonesia adalah Dolly yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur.

Sebagaimana diketahui, prostitusi ini telah ditutup sejak tahun 2014 lalu.

Penutupan ini langsung dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Prostitusi di gang Dolly ini telah berjalan 44 tahun.

Pembongkaran tempat tersebut akhirnya dijadikan wahana wisata bunga hingga tempat bermain anak.

Baca Juga: Minta Ashanty Kembali ke Turki Setelah 6 Bulan, Dokter Deteksi Ada Penyakit Baru di Tubuh sang Penyanyi

Meskipun dibongkar, ternyata prostitusi ini masih eksis hingga saat ini.

Bahkan menurut pengakuan PSK di wilayah tersebut, prostitusi di gang Dolly hingga kini masih beroperasi.

Operasi ini seakan-akan prostitusi yang didulunya pernah dibongkar tidak akan pernah mati.

Di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak ekonomi bagi masyarakat, lokalisasi ternama hingga mancanegara itu masih terus tumbuh subur.

Sebelumnya, Tri Rismaharini selama masih menjabat Wali Kota Surabaya menuturkan penutupan eks lokalisasi mulai dilakukan sejak 2012 secara bertahap.

Selain memikirkan proses penutupan, mantan wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga harus memberikan solusi bagi warga terdampak penutupan tersebut.

Warga yang terdampak dari penutupan tersebut mulai dari pekerja seks, mucikari, penyanyi karaoke hingga tukang parkir.

Kala itu, ketika hendak menutup kawasan eks lokalisasi Dolly, pemkot mendata ada sebanyak 6 ribu wanita tuna susila di kawasan eks lokalisasi Dolly.

Baca Juga: Ahli Tarot Ungkap Hal ini Lebih Mematikan Dari Covid-19, Denny Darko Sebut 5G Sebabkan Banyak Pengangguran

Mulai tahun 2012, lanjutnya, mereka diberi pelatihan tergantung permintaan mereka masing-masing, ada yang diberi pelatihan menjahit, handycraf dan kuliner.

Namun seiring berjalannya waktu, Dolly nyatanya tak pernah benar-benar mati hingga bisnis prostitusi masih tumbuh subur di sana.

Informasi itu diulas dalam video podcast di Youtube IKA Stikosa AWS yang dilaunching, Minggu 6 Juni 2021 malam.

Podcast dengan tema Lingkaran Kota Kita itu berjudul Dolly Belum Mati.

Podcast dipandu oleh Noor Arief Prasetyo penulis buku Surabaya Butuh Lokalisasi.

Pria yang juga pengurus IKA Stikosa AWS dan Redaktur di salah satu koran Harian di Surabaya itu berdialog secara eksklusif dengan narasumber berinisial LD (nama samaran).

LD adalah perempuan yang berprofesi sebagai pekerja seks komersil (PSK) di Dolly saat ini.

"Lokalisasi dan prostitusi di Dolly adalah ruh dan tubuh. Kini Dolly seperti hantu, bergerak tanpa wujud," kata Noor Arief membuka podcast.

Dari podcast tersebut, banyak informasi terkuak dari bisnis lendir terselubung di Dolly.

Mulai dari cara menggaet tamu, kehidupan PSK dan muncikari, tarif, tempat kencan, razia, kondisi sosial Dolly, hingga faktor kesehatan para PSK.

Di awal wawancara, Noor Arief memancing pertanyaan pada LD tentang cerita kehidupan prostitusi di lokalisasi Dolly saat ini.

Baca Juga: Ciri-ciri Fisik ini Menandakan Wanita Tidak Lagi Perawan, Bisa Dilihat Bentuk Mata, Hidung Hingga Punggung

LD menjelaskan jika saat ini aktivitas prostitusi secara nyata memang tidak ada. Tapi kebanyakan PSK yang pernah kerja di Dolly kost di bekas wisma yang jadi tempat prostitusi.

"Mereka (bekas PSK) dijadikan oleh muncikari untuk bekerja lagi. Tapi tentunya dengan persetujuan anaknya karena kebanyakan kan ngasih nomer telepon ke para muncikari. Kalau ada tamu saya siap dihubungi. Dan mereka stand by nya di kost masing-masing. Kalau ada tamu tinggal kasih fotonya saja, kalau sudah cocok langsung jadi," ungkap LD.

Dikutip Lingkar Kediri dari artikel sebelumnya tayang di Zona Jakarta.com dengan judul "Dolly Hidup Abadi, PSK Bongkar Kondisi Prostitusi yang Tak Pernah Mati: Seperti Hantu, Bergerak Tanpa Wujud". LD mengaku, tanpa adanya wisma seperti dulu, saat ini muncikari bekerja di jalan-jalan di wilayah Dolly dan di sepanjang Jalan Girilaya.

"Kalau ada mas-mas atau bapak-bapak berdiri disitu, biasanya cari tamu," kata LD.

Ia mengaku, aktivitas prostitusi di Dolly hanya berlangsung malam hari. Dimulai pukul 19.00 WIB para muncikari sudah mulai mencari tamu.*** (Nika Wahyu/Zona Jakarta)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler