Sangat Disayangkan, Banyak Alat Pendeteksi Dini Tsunami Yang Terpasang Dilaporkan Hilang

- 4 Oktober 2020, 23:16 WIB
Alat Pendeteksi Dini Tsunami
Alat Pendeteksi Dini Tsunami /Kabar Banten

LINGKAR KEDIRI – Sungguh miris, ditengah kepanikan masyarakat mengenai hasil riset ITB dan BMKG yang menyebutkan adanya potensi gempa dan tsunami di selatan Pulau Jawa, beberapa Alat Pendeteksi Dini Bencana Tsunami atau Early Warning System (EWS) di Pandeglang, Banten dilaporkan telah hilang.

Saat ini memang banyak beredar berita mengenai ancaman gempa Magnitudo 9,1 dan berpotensi menyebabkan tsunami setinggi 20 meter, di selatan Pulau Jawa.

Riset mengenai potensi terjadinya gempa bumi dan tsunami di selatan Pulau Jawa, telah disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), BMKG dan beberapa tokoh pun menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan jangan terlalu panik.

Baca Juga: Kelola Keuanganmu di Usia 20-an Agar Tetap Aman Habis Gajian, Simak Caranya

BMKG dan pihak terkait sedang melakukan penelitian lanjutan, guna menyempurnakan alat pendeteksi dini bencana gempa yang berpotensi tsunami, dan melakukan simulasi evakuasi, agar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dapat tenang mengahadapi ancaman bencana gempa yang berpotensi tsunami.

Belakangan ini terdengar kabar bahwa sebanyak 12 alat pendeteksi dini bencana tsunami, yang telah terpasang di beberapa titik perairan laut Pandeglang dilaporkan hilang.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang, total alat pendeteksi dini bencana yang terpasang di perairan Pandeglang berjumlah 15, namun kini hanya tinggal tiga unit saja.

Baca Juga: Daftar 14 Wilayah Indonesia Terancam Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG: Tidak Hanya Pulau Jawa Saja

Dikutip dari RRI, Kepala Seksi (Kasi) Kesiapsiagaan BPBD Pandeglang, Usep Sugih, ia menjelaskan bahwa hilangnya belasan alat pendeteksi dini bencana tersebut disebabkan oleh dua faktor, yang pertama adalah karena ulah manusia dan kedua adalah faktor alam.

"Tidak bisa juga disebutkan seluruhnya rusak karena ulah manusia. Karena, ada juga yang rusak oleh alam. Tapi, sejauh ini ada beberapa yang hilang karena di EWS itu ada baterainya tapi pas dilakukan pengecekan hilang," kata Usep, Rabu (30/9/2020).

Baca Juga: Ancaman Terjadi Gempa dan Tsunami di Selatan Pulau Jawa, Pemkab Garut dan BPBD Mulai Bergerak

Asep juga mengatakan, bahwa belasan alat pendeteksi dini bencana yang hilang tersebut hingga sekarang belum ditemukan, baru alat pendeteksi dini bencana di Tunggal Jaya yang berhasil ditemukan.

"Untuk saat ini, yang baru ketemu di Tunggal Jaya alat pengukur air dan gelombang juga deteksi gempa rusak, Kemudian titik sebelumnya di Kecamatan Carita juga hilang, kemudian yang di wilayah Cikeusik itu juga hilang. Pokoknya dari ke 12 itu hilang tidak ada," ungkapnya.

Baca Juga: Ancaman Gempa dan Tsunami Selatan Pulau Jawa, Pakar Geofisika: Saya Harap Ada Penelitian Lanjutan

Usep Sugih mengakui, BPBD Pandeglang khawatir akibat hilangnya alat pendeteksi dini bencana tersebut, menyebabkan potensi bencana tidak terdeteksi. Belasan alat pendeteksi dini bencana yang hilang pun sudah disampaikan ke BMKG.

"Khawatir sudah pasti, apalagi Pandeglang pernah dilanda bencana tsunami. Jadi untuk selanjutnya, kemarin dari BMKG yang dari pusat bersurat akan dipasang di 2021 alatnya itu. Dan akan ditambah, kemudian yang rusak itu akan diganti," ujarnya.

Baca Juga: Ternyata Alam Juga Ikut Memberi Tanda, Jika Tsunami Pulau Jawa Akan Datang

Masih ada sisa tiga alat pendeteksi dini bencana yang masih berfungsi, dan terpasang di Kecamatan Labuan, Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Sumur.

"Dan yang aktif cuma ada tiga. Panimbang, Labuan, dan Tunggal Jaya di Kecamatan Sumur," pungkasnya.***

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Zona Jakarta RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah