Ekskavasi Arkeologi Tahap III Situs Pendem Kota Batu, Jatim, BPCB: Sepertinya Sengaja Dipendam

- 11 November 2020, 20:28 WIB
BPCB Jawa Timur, melaksanakan kegiatan penggambaran dan pemetaan foto udara di Situs Pendem yang terletak di Dusun Pendem, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur pada 26-28 Februari 2020.
BPCB Jawa Timur, melaksanakan kegiatan penggambaran dan pemetaan foto udara di Situs Pendem yang terletak di Dusun Pendem, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur pada 26-28 Februari 2020. /Dok. Kemdikbud/

LINGKAR KEDIRI – Proses ekskavasi pada penemuan arkeologi tahap ketiga di situs Pendem terus berlanjut hingga desember mendatang. Lokasi berada di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim).

Dalam melakukan hal ini, pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa timur bekerjasama dengan pemdes Jember, Komunitas Bumi Palapa, dan Dinas Pariwisata Pemerintahan Kota Batu telah melakukan ekskavasi pada 7 hingga 16 Februari lalu.

Wicaksono selaku arkeolog BPCB Jawa timur mengakan tujuan tahap ketiga ini adalah untuk mencari bentuk, kekuasaan dan fungsi dari struktur bata yang telah nampak dari hasil kegiatan ekskavasi sebelumnya.

Baca Juga: Selamat Hari Ayah Nasional 12 November, Berikut Inspirasi 10 Kata-kata Indah Untuk Ayah

Baca Juga: Selain Terapkan 3M di Pilkada 2020, Pemilih Juga Harus Datang Sesuai Jadwal

“Untuk melindungi bata tersebut dari kerusakan yang disebabkan oleh panas dan hujan, maka dianggap perlu juga dilakukan pembuatan atap pelindung di situs Pendem,” tutur Wicaksono pada Rabu 11 November 2020 yang dikutip dari laman RRI.

Pada tahap tiga ini telah dilakukan berhasil membuka kotak gali seluas 10 meter X 8 meter.

Dari luasan galian tersebut berhasil menampakkan profil pondasi bangunan bata berukuran 7,5 meter X 7,5 meter yang tersusun dari 6 lapis bata, dengan dimensi bata penyusun berukuran panjang 35 hingga 36 cm. Lebar 25 hingga 26 cm, dan tebal 9 hingga 10 cm.

Baca Juga: Benarkah JKT48 Akan Bubar? Melody: Bubar atau Pengurangan Member dan Staf

Bentuk bangunan ini memiliki arah orientasi 103° dari arah utara kompas.

Telah ditemukan konsentrasi tumpukan bongkahan batu-batu andesit yang menyulitkan proses ekskavasi pada bagian tengah. Saat batu tersebut diangkat, ditemukan lubang sumuran berbentuk bujur sangkar berukuran 2,1 meter x 2,1 meter.

Menurut konsentrasi, batu andesit masih menutup lubang sumuran hingga ke dalam. Lubang diduga masih lebih dalam setelah pemberhentian penggalian sedalam 1,20 meter.

Baca Juga: Warner Bros Umumkan Tanggal Rilis Baru Fantastic Beasts 3

“Dalam ekskavasi kali ini, telah ditemukan beberapa pecahan tembikar dari beberapa wadah berhias, seperti bejana, tempayan, dan vas. Ditemukan hanya pecahan mulut botol kaca yang diduga berasal dari kolonial,” ucap Wicaksono.

Diperkirakan struktur yang berada di situs Pendem ini merupakan sisa bangunan candi.

Menurut Wicaksono, hal yang cukup menarik adalah keberadaan candi di situs ini tidak terdeteksi dalam catatan masa Hindia-Belanda tentang tinggalan purbakala di Indonesia yaitu Rapporten Oudhe-Inkudig Commissie op Java en Madoera (ROC) pada 1900 dan di dalam Oudheidkundig Verslag (OV) pada 1920.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Pantai Menarik di Pacitan, Ada Pantai Klayar Mirip Raja Ampat Loh!

Kedua sumber hanya memuat Yoni dan Nandi dipendam, namun tidak menyebut dengan Candi.

Namun dalam catatan Jl Van Sevenhoven menjelaskan ketika menyeberang Sungai Brantas ia menjumpai sebuah candi, namun nama candi tersebut tidak dicantumkan.

Dilansir dari RRI, diduga kuat merupakan bangunan candi yang disebut dalam Prasasti Sangguran yang menurut catatan Verbeek ditemukan di Ngandat, Mojorejo.

Baca Juga: 11 November Jadi Perayaan Single Day, Begini Sejarahnya!

Letak Ngandat dengan situs pendem berjarak 1 kilometer dan dipisahkan dengan sungai Brantas.

Berdasarkan sumber sejarah dan bukti arkeologis, bangunan candi ini masih berdiri hingga 1812, namun sudah tidak ditemukan lagi pada 1900 an.

"Dengan begitu, bangunan candi di lokasi ini sepertinya sengaja dipendam dengan bongkahan batu andesit dan tanah diantara 1812 hingga 1900. Dibuktikan dengan temuan koin bertulis 'Nederland indie 1825' dan koin bertulis 'Java 1810', serta pecahan mulut botol memperkuat dugaan tersebut," paparnya.

Baca Juga: Mengejutkan! Kunyit Ternyata Banyak Manfaatnya, Bisa Untuk Diet Hingga Obati Penyakit Berbahaya

"Sepertinya peristiwa tersebut terekam oleh masyarakat sekitar, hingga kini dikenal dengan nama Desa Pendem,” tambahnya.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah