Ada Pembicaraan Damai Soal Konflik di Ukraina, Harga Minyak Malah Terpantau Naik Sebab Pasokan Tetap Ketat

30 Maret 2022, 14:15 WIB
Pandangan umum kilang minyak Abadan di Iran barat daya, digambarkan dari sisi Irak Shatt al-Arab di Al-Faw selatan Basra, Irak 21 September 2019. /Foto: REUTERS/Essam Al-Sudani

LINGKAR KEDIRI – Konflik Ukraina dengan Rusia yang kini mulai dikabarkan ada perbincangan damai, ternyata belum memiliki efek terhadap harga minyak dunia.

Untuk diketahui, konflik Rusia dengan Ukraina ini telah berlangsung cukup lama, dan memberi banyak efek terhadap ekonomi dunia.

Salah satunya harga minyak dunia, baru-baru ini dikabarkan harga minyak naik di perdagangan Asia pada Rabu pagi, menghapus kerugian sesi sebelumnya.

 Baca Juga: Pesawat Luar Angkasa X-37B AS Dibangun untuk Menyerang Satelit Musuh dan Perang Dengan Rusia dan China?

Di tengah harapan kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Memberikan pengingat baru pasokan tetap ketat karena data menunjukkan stok minyak mentah AS turun tajam pekan lalu.

Lebih lanjut, fokus beralih ke pasokan ketat setelah kelompok industri American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah AS turun 3 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Maret, menurut sumber pasar.

 Baca Juga: Terbaru Kasus Subang: Wanita Ini Sebut Ada Dendam yang Membuat Korban Disimpan di Bagasi Mobil Alphard

Dapat dikatanan ini tiga kali lipat penurunan rata-rata 10 analis yang disurvei oleh Reuters.

Pasar telah turun sekitar 2,0 persen di sesi sebelumnya setelah Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan kota lain.

Setelah lebih dari sebulan invasi ke Ukraina yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata tetangganya.

 Baca Juga: Waspada, Tanda Awal Terkena Diabetes yang Jarang Diketahui, Segera Tangani Sebelum Terlambat

Namun, laporan serangan terus berlanjut, dan meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan ada tanda-tanda yang menjanjikan dari pembicaraan damai yang diadakan di Istanbul pada Selasa kemarin,  dia mencari hasil nyata.

"Kami dapat mengatakan bahwa sinyal yang kami terima dari pembicaraan itu positif, tetapi mereka tidak meredam ledakan peluru Rusia," kata Zelenskiy dalam pidato larut malam, dilansir LingkarKediri dari Antara.

Analis Commonwealth Bank Tobin Gorey mengatakan dalam sebuah catatan bahwa "Pemulihan (harga) menunjukkan pasar minyak, setidaknya, memiliki tingkat skeptisisme yang kuat tentang setiap 'kemajuan'."

 Baca Juga: Pikiran Rakyat Kembali Mendapat Penghargaan, Agus Sulistriyono: Capaian yang Luar Biasa

Untuk diketahui, minyak mentah berjangka Brent menyentuh tertinggi 112,78 dolar AS per barel tak lama setelah pembukaan dan naik 1,35 persen atau 1,2 persen menjadi diperdagangkan di 111,58 dolar AS per barel pada pukul 00.05 GMT, membalikkan penurunan 2,0 persen di sesi sebelumnya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 1,29 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi diperdagangkan di 105,53 dolar AS per barel, menghapus penurunan 1,6 persen pada Selasa kemarin.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler