Pasar telah turun sekitar 2,0 persen di sesi sebelumnya setelah Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan kota lain.
Setelah lebih dari sebulan invasi ke Ukraina yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata tetangganya.
Baca Juga: Waspada, Tanda Awal Terkena Diabetes yang Jarang Diketahui, Segera Tangani Sebelum Terlambat
Namun, laporan serangan terus berlanjut, dan meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan ada tanda-tanda yang menjanjikan dari pembicaraan damai yang diadakan di Istanbul pada Selasa kemarin, dia mencari hasil nyata.
"Kami dapat mengatakan bahwa sinyal yang kami terima dari pembicaraan itu positif, tetapi mereka tidak meredam ledakan peluru Rusia," kata Zelenskiy dalam pidato larut malam, dilansir LingkarKediri dari Antara.
Analis Commonwealth Bank Tobin Gorey mengatakan dalam sebuah catatan bahwa "Pemulihan (harga) menunjukkan pasar minyak, setidaknya, memiliki tingkat skeptisisme yang kuat tentang setiap 'kemajuan'."
Baca Juga: Pikiran Rakyat Kembali Mendapat Penghargaan, Agus Sulistriyono: Capaian yang Luar Biasa
Untuk diketahui, minyak mentah berjangka Brent menyentuh tertinggi 112,78 dolar AS per barel tak lama setelah pembukaan dan naik 1,35 persen atau 1,2 persen menjadi diperdagangkan di 111,58 dolar AS per barel pada pukul 00.05 GMT, membalikkan penurunan 2,0 persen di sesi sebelumnya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 1,29 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi diperdagangkan di 105,53 dolar AS per barel, menghapus penurunan 1,6 persen pada Selasa kemarin.
Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***