Harga Minyak Anjlok Drastis, Badan Energi Internasional Jadwalkan Pertemuan

- 31 Maret 2022, 19:30 WIB
Ilustrasi harga minyak yang anjlok
Ilustrasi harga minyak yang anjlok /Pexels / Pixabay.

LINGKAR KEDIRI - Akibat dari peperangan Rusia dan Ukraina, banyak negara yang terdampak efeknya.

Bahkan, harga minyak jatuh di perdagangan Asia pada Kamis sore.

Dimana Amerika Serikat sedang mempertimbangkan pelepasan hingga 180 juta barel dari cadangan minyak strategisnya yang terbesar.

Baca Juga: Detik-detik Alat Bukti Mulai Ditemukan, Wanita Ini Minta Pihak Kelurga Tuti dan Amel Terbuka dan Merapat

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei anjlok 4,11 dolar AS atau 3,6 persen, menjadi diperdagangkan di 109,34 dolar AS per barel pada pukul 06.37 GMT.

Kontrak Mei berakhir pada Kamis dan kontrak berjangka Juni yang paling aktif diperdagangkan turun 4,36 dolar AS pada 107,08 dolar AS, setelah sebelumnya jatuh lebih dari 6 dolar AS.

Kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei terpuruk 5,33 dolar AS atau 4,9 persen, menjadi diperdagangkan di 102,49 dolar AS per barel setelah menyentuh level terendah 100,85 dolar AS.

Presiden AS Joe Biden akan memberikan komentar pada Kamis mengenai tindakan pemerintahannya yang bertujuan untuk menurunkan harga bensin yang telah naik ke rekor tertinggi sejak Rusia memulai invasi ke Ukraina.

Rilis seperti itu akan membantu pasar minyak untuk menyeimbangkan kembali pada 2022 dengan meningkatkan pasokan sebesar 1 juta barel per hari (bph) selama enam bulan, kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 30 Maret 2022: Al dan Andin Penuh Syukur, Ternyata Tak Ada Masalah Dalam Tubuh Askara

Negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) dijadwalkan bertemu pada Jumat (1/4/2022) pukul 12.00 GMT untuk memutuskan pelepasan minyak kolektif, juru bicara menteri energi Selandia Baru mengatakan pada Kamis.

Berita tentang potensi rilis AS membayangi pertemuan yang ditetapkan pada Kamis antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia.

Kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ diperkirakan akan tetap pada kesepakatannya untuk meningkatkan produksi minyak secara bertahap.

Pelepasan minyak AS bisa efektif dalam mengurangi volatilitas liar dan membatasi pergerakan ke atas yang tajam, tetapi harga membutuhkan solusi jangka panjang, kata Avtar Sandu, manajer komoditas di Phillip Futures.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Haniv Avivu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x