Dijauhi dari Lingkungan Sosial, Nasib Donald Trump Semakin Memprihatinkan

16 Januari 2021, 21:09 WIB
Dimakzulkan dan Ditinggalkan, Pejabat Gedung Putih Sebut Hari Terakhir Donald Trump Penuh Kekacauan.* /Instagram.com/@realdonaldtrump

LINGKAR KEDIRI - Usai dimakzulkan dua kali sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menjadi sorotan.

Seperti diketahui sebelumnya, Donald Trump pernah menggerakkan masa sehingga berakibat rusuh yang besar pada Gedung Capitol Hill.

Hal itu tentu saja membuat pelaksanaan kongres kemenangan Joe Biden menjadi tertunda. Walau demikian, prosesi kongres tetap berjalan normal.

Baca Juga: Donald Trump Resmi Diberhentikan dari Jabatan Presiden? Simak Beritanya

Sikap Donald Trump yang dinilai terlalu ambisius dan emosional membuatnya harus merasakan penderitaan sendiri.

Kalah dalam pemilu presiden Amerika 2020, nasib Donald Trump berakhir memprihatinkan. Bahkan, Presiden AS Donald Trump diambang kesengsaraan.

Dikabarkan, keluarga Donald Trump pembantu di kabinet, kawan, pihak bank, Partai Republik, hingga pendukungnya ramai-ramai meninggalkannya.

Baca Juga: Tak akan Hadiri Pelantikan Biden, Donald Trump Dianggap Tak Layak jadi Presiden AS

Dan sahabat sejatinya bermain golf pun juga sudah menjauhinya.

Situs Mirror secara khusus pada Sabtu (16/1/2021), memetakan naik turunnya kerajaan Trump.

Donald Trump, dulunya, adalah 'raja', menuntut kepatuhan total, mempermalukan para pembangkang dan mengusir musuh dari pekerjaan mereka.

Baca Juga: Facebook, Instagram, dan Twitter Blokir Sementara Akun Presiden Donald Trump, Ini Penyebabnya!

Tapi sekarang, setelah menjadi pemimpin AS pertama yang dimakzulkan untuk kedua kalinya, kini ia dijauhi orang-orang yang sebelumnya menjadi pembantunya.

Bahkan putrinya, Ivanka, dikabarkan bakal menghadiri pelantikan Joe Biden pekan depan setelah Trump menolak hadir.

“Tidak mungkin mereka bisa tinggal di New York. Mereka akan disiksa di jalanan, "kata seorang sumber yang dekat dengan keluarga itu kepada salah satu surat kabar AS, dikutip Mirror pada Sabtu, 16 Januari 2021.

Baca Juga: Donald Trump: Jadilah Bagian dari Sejarah, Trump Ajak Demonstrasi Besar di Lingkar Gedung Putih

Pemerintah Trump Dituding Penipuan

Pemerintahan Presiden Donald Trump dituduh melakukan penipuan pada janjinya untuk segera mendistribusikan jutaan dosis vaksin COVID-19.

Hal itu diketahui dari persediaan yang disebutkan menteri kesehatan Amerika Serikat, yang ternyata tidak ada.

Baca Juga: Para Pemimpin Militer AS Sudah Siapkan Hal Ini jika Donald Trump Berusaha Gagalkan Pelantikan Biden

Pada Jumat (15/1), sejumlah gubernur negara bagian di AS menyatakan kekecewaan mereka setelah mengetahui tidak ada persediaan vaksin.

Padahal sebelumnya dijanjikan oleh Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Azar sebagai cadangan untuk membantu memacu peluncuran dosis pertama kepada mereka yang paling membutuhkan vaksin.

Tadi malam saya menerima berita yang menggelisahkan, dikonfirmasi kepada saya secara langsung oleh Jenderal (Gustave) Perna dari Operation Warp Speed: negara bagian tidak akan menerima peningkatan pengiriman vaksin dari pasokan nasional minggu depan, karena tidak ada cadangan dosis (di pemerintah) federal," kata Gubernur Oregon Kate Brown melalui Twitter.

Baca Juga: Donald Trump Kembali Membuat Kontroversi, Warga AS Terancam Tidak Mendapat Tunjangan

"Ini adalah penipuan dalam skala nasional," Brown menambahkan.***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler