Awas! WHO Identifikasi Virus Berikut Ini dalam 10 Penyakit Menular, Simak Lebih Lanjut

29 Januari 2021, 17:16 WIB
Ilustrasi Virus /TheDigitalArtist/Pixabay

LINGKAR KEDIRI – Pandemi Covid-19 belum usai, kini telah muncul kekhawatiran terkait adanya virus Nipah.

Jayasree K. Iyer, direktur eksekutif Access to Medicine Foundation, sebuah nirlaba yang berbasis di Belanda, menyoroti wabah virus Nipah yang terjadi di Cina, dengan tingkat kematian hingga 75 persen, dan berpotensi menjadi risiko pandemi besar berikutnya.

Dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman Antara pada 29 Januari 2021.

Baca Juga: Berpotensi Jadi Pandemi Baru, Waspadai Beberapa Penyakit Menular ini, Salah Satunya Virus Marburg

“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. Nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat," ujarnya.

WHO mengidentifikasikan bahwa Virus Nipah masuk dalam daftar salah satu dari 10 penyakit menular dari 16 penyakit.

Dalam hal ini, kelelawar buah dituding menjadi inang alami dari virus yang memiliki angka kematian 40 persen hingga 75 persen tersebut, dan tergantung di mana wabah itu terjadi.

Baca Juga: Lebih Mematikan! Ancaman Pandemi Baru Setelah Covid-19, Virus ini Capai Kematian hingga 75 Persen Kasus

Virus ini juga dapat menginfeksi berbagai macam hewan yang memungkinkan adanya penyebaran.

Penularan virus ini juga bisa melalui kontak langsung atau dengan mengonsumsi makanan yang sebelumnya telah terkontaminasi.

Seseorang yang telah terpapar virus Nipah mungkin akan mengalami gejala pernapasan termasuk batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang hingga kematian.

Baca Juga: 3 vaksin ini Dikembangkan untuk Melawan HIV, influenza, dan Virus Nipah, Begini Penjelasanya

Disisi lain, perusakan habitat kelelawar juga telah menyebabkan penyebaran infeksi virus Nipah di masa lalu. Pada tahun 1998, wabah virus Nipah di Malaysia menewaskan lebih dari 100 orang.

Ketika kelelawar dalam keadaan tertekan, ia akan melepas lebih banyak virus dalam dirinya.

Kombinasi antara dipaksa untuk pindah habitat dan berada dalam kontak dekat dengan spesies yang biasanya tidak berinteraksi dengan mereka memungkinkan virus untuk berpindah dari kelelawar ke babi, dan seterusnya ke peternak.

Baca Juga: Ancaman Virus Nipah Ditengah Pandemi Covid-19, Ahli: Tingkat Kematian Hingga 75 Persen!

Namun, Tracey Goldstein, direktur laboratorium One Health Institute dan direktur lab Predict Project menunjukkan bahwa pemusnahan kelelawar telah terbukti merugikan dari perspektif penyakit dan bagi manusia.

"Itu akan membuat (manusia) lebih rentan. Dengan membunuh hewan, Anda meningkatkan risiko, karena Anda meningkatkan jumlah hewan yang menyebarkan virus,” ujarnya.

Sebelumnya, terdapat dua negara yang telah mengalami wabah virus ini, Bangladesh dan india.***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler