Usai Terima Tamparan di Wajahnya, ini Tanggapan Presiden Macron: Jangan Biarkan Peristiwa ini Terisolasi

9 Juni 2021, 10:07 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron berikan tanggapan usai penamparan wajahnya /Middle East Monitor

LINGKAR KEDIRI – Sebuah insiden mengejutkan terjadi saat Presiden Perancis sedang mengunjungi kota kecil di Perancis Tenggara.

Ia merima tamparan dari salah satu pria yang belum diketahui identitasnya. 

Seorang pengawal mendorong pria tersebut menjauh dari Presiden Emmanuel Macron.

Sementara pemimpin Perancis segera dilarikan dari tempat kejadian.

Baca Juga: Seorang Pria Berani Tampar Presiden Perancis, Emmanuel Macron: Terus Berjalan dan Berjabat Tangan

Pengawal yang berdiri di belakang macron melakukan pembelaan kepada presiden dengan mengangkat tangannya.

Namun sayang, ia terlampat sepersekian detik untuk menghentikan tamparan itu.

Dua orang yang diduga melakukan aksi penyerangan kepada Emmanuel Macron berhasil ditangkap oleh polisi.

Dikabarkan pria yang mengenakan topeng itu tampak berteriak, “Montjoie! Saint Denis!”, seruan perang royalis berusia berabad-abad, sebelum diakhiri dengan “A bas la Macronie”, atau “Turunkan Macron”.

Sementara pada 2018 lalu, seruan royalis diteriakkan oleh seseorang yang melemparkan kue krim ke anggota parlemen sayap kiri Éric Coquerel.

Pada saat itu, kelompok monarki ekstrem kanan Action Française bertanggung jawab atas tindakan itu.

Baca Juga: Isu Rujuknya Gading Marten dan Gisela Anastasia Semakin Mencuat, Wijin: Saya Gak Bisa Apa-apa

Saat dilakukan wawancara Macron mengecilkan insiden tersebut, yang telah menjadi berita utama nasional, menyebutnya sebagai insiden terisolasi yang dilakukan oleh individu “ultra-kekerasan”.

Macron mengaku bahwa ia baik-baik saja setelah tamparan itu berhasil mendarat di wajahnya.

"Aku baik-baik saja. Kita harus menempatkan insiden ini, yang menurut saya merupakan peristiwa yang terisolasi, ke dalam perspektif,” ujarnya.

Macron menghibau agar tidak membiarkan peristiwa ini mengambil alih debat publik.

“Jangan biarkan peristiwa terisolasi, individu ultra-kekerasan mengambil alih debat publik,” ujarnya.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: France 24

Tags

Terkini

Terpopuler