Toilet Ramah Lingkungan Di Korea Selatan Ubah Kotoran Manusia Menjadi Listrik Dan Mata Uang Digital

14 Juli 2021, 10:32 WIB
Ilustrasi - toilet ramah lingkungan /Pexels

LINGKAR KEDIRI - Hal unik terjadi di Korea Selatan.

Pasalnya ketika seseorang ke toilet maka akan mendapatkan kopi dan pisang.

Hal ini berlaku di salah satu Universitas Korea Sealatan.

Dimana dikampus ini kotoran manusia digunakan untuk membantu untuk memberi daya listrik pada bangunan.

Baca Juga: Denny Darko Ramal Pandemi Covid-19 Tidak Akan Pernah Hilang dari Bumi: Semua Tertular pada Waktunya

Cho Jae-weon, seorang profesor teknik perkotaan dan lingkungan di Institut Sains dan Teknologi Nasional Ulsan (UNIST), telah merancang toilet ramah lingkungan yang terhubung ke laboratorium yang menggunakan kotoran untuk menghasilkan biogas dan pupuk kandang.

Toilet tersebut dinamakan BeeVi yang menggunakan pompa vakum untuk mengirim kotoran ke tangki bawah tanah, sehingga mengurangi penggunaan air.

Di sana, mikroorganisme memecah limbah menjadi metana, yang menjadi sumber energi untuk bangunan, menyalakan kompor gas, ketel air panas, dan sel bahan bakar oksida padat.

"Jika kita berpikir di luar kotak, kotoran memiliki nilai yang berharga untuk dijadikan energi dan pupuk. Saya telah memasukkan nilai ini ke dalam sirkulasi ekologis," kata Cho.

Baca Juga: Temuan Mengejutkan! Peneliti Ungkap Menyanyikan Lagu Selamat Ulang Tahun Berbahaya dan Tularkan Virus Covid-19

Rata-rata orang buang air besar sekitar 500 gram sehari, yang dapat diubah menjadi 50 liter gas metana, kata insinyur lingkungan itu.

Gas ini dapat menghasilkan listrik 0,5kWh atau digunakan untuk menggerakkan mobil sejauh sekitar 1,2km (0,75 mil).

Cho telah merancang mata uang virtual yang disebut Ggool, yang berarti madu dalam bahasa Korea.

Setiap orang yang menggunakan toilet ramah lingkungan mendapatkan 10 Ggool sehari.

Baca Juga: Ramalan Denny Darko Ungkap Kelompok yang Menolak Vaksin, Sebut Dampak Negatif dari Vaksin

Mahasiswa dapat menggunakan mata uang tersebut untuk membeli barang-barang di kampus, mulai dari kopi yang baru diseduh hingga mi instan, buah-buahan, dan buku.

Para siswa dapat mengambil produk yang mereka inginkan di toko dan memindai kode QR untuk membayar dengan Ggool.

"Saya hanya pernah berpikir bahwa kotoran itu kotor, tetapi sekarang itu adalah harta yang sangat berharga bagi saya," kata mahasiswa pascasarjana Heo Hui-jin di pasar Ggool.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler