Trump Salahkan Biden Atas Gejolak di Afghanistan, Dirinya Klaim Hasilnya Akan Berbeda Jika AS Dipimpinya

16 Agustus 2021, 08:48 WIB
Donald Trump mengklaim bahwa hasil akan berbeda jika pnearikan pasukan AS di Afghanistan dipimpinya /Instagram/@realdonaldtrump

LINGKAR KEDIRI - Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyalahkan kebijakan yang dilakukan oleh Joe Biden.

Menurutnya penarikan pasukan AS akan jauh berbeda dan berhasil andikan dirinya yang memimpin.

"Saya pribadi berdiskusi dengan para pemimpin Taliban di mana mereka mengerti apa yang mereka lakukan sekarang tidak akan dapat diterima," kata Trump.

Baca Juga: Lahan Tak Produktif Menjadi Lapangan Sepak Bola Berstandar FIFA, Hasil Inisiatif Pemuda dan Perangkat Desa

Namun, seorang pengamat militer membantah apa yang Trump katakan.

“Komentar mantan presiden yang menyatakan hal-hal akan berbeda tidak didasarkan pada fakta apa pun,” kata Jack Weinstein, mantan pejabat Pentagon dan pakar keamanan internasional.

Selain itu dirinya mengatakan bahwa tidak ada bukti jika pasukan keamanan Afghanistan akan beroperasi secara berbeda di bawah pemerintahan Trump.

Sementara itu, menurut Harry Kazianis baik keputusan penarikan pasukan As dari Afghanistan bauk dipimpin oleh Trump maupun Biden tidak akan merubah hasil.

Baca Juga: Kembaran Raffi Ahmad Mendapat Hujatan dari Netizen Karena Unggahanya di Instagram, Begini Selengkapanya

Bahkan dirinya menyebut Afghanistan akan runtuh dikemudian hari.

“Saya percaya bahwa keruntuhan Afghanistan yang sama akan terjadi,” kata Harry Kazianis

Untuk diketahui penarikan pasukan AS adalah bagian dari perjanjian yang dibuat pemerintahan Trump dengan Taliban pada Februari 2020.

Di bawah kesepakatan itu, Amerika Serikat setuju untuk menarik semua pasukannya.

Sebagai gantinya, Taliban berjanji untuk memutuskan hubungan dengan al-Qaida dan mengakhiri serangan terhadap pasukan Amerika.

Baca Juga: Cek Fakta: Presiden Indonesia Ke 6 Tengah Terkena Azab Hingga Dokter Menyerah, Begini Selengkapnya

Meskipun Taliban tidak menargetkan tentara Amerika, kelompok militan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan pemerintah Afghanistan dan korban sipil tetap tinggi.

Sementara itu, Amerika Serikat memiliki pasukan yang ditempatkan di Afghanistan sejak Oktober 2001 setelah invasi diluncurkan di bawah Presiden George W. Bush dalam menanggapi serangan teror 9/11 di World Trade Center di New York dan Pentagon di luar Washington.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: USA TODAY

Tags

Terkini

Terpopuler